Sulitnya masyarakat mengendus gerakan Syiah karena tertutup doktrin taqiyyah yang dilakukan Syiah, tidak membuat pusing KH. Idrus Ramli dari Ponpes Sidogiri Pasuruan. Untuk mengidentifikasi Syi’i atau tidak, beliau memiliki cara yang cukup unik.
“Kalau ditanya Syiah atau Sunni, mereka tidak mau menjawab dirinya Syiah. Namun untuk mengetahui orang itu Syiah atau tidak, kita bisa mulai dengan minta tanggapannya tentang Syiah.” Katanya kepada Eramuslim.com, saat dihubungi lewat telepon, Sabtu lalu, 11/06/2011.
Tokoh yang Jum’at lalu menjadi pembicara saat seminar Ahlussunah Bersatu Menolak Syiah dan banyak terlibat debat dengan kader-kader Syiah Jember ini, juga menyarankan untuk mencermati shalawat yang biasa disenandungkan komunitas Syiah.
“Shalawat mereka beda dengan sunni. Kalau shalawat sunni mengucapkan Allahumma shalli ‘alaa Muhammad wa’alaa aali Muhammad. Tapi kalau Syiah, hanya Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘aali Muhammad. Jadi langsung ‘aali Muhammad,”
Selain itu, kata pengurus NU Jawa Timur ini, biasanya Syiah mengklaim bahwa Ali bin Abi Thalib adalah penerus Khalifah setelah Rasulullah SAW wafat. Pada realitasnya, kebanyakan orang Syiah juga enggan diajak untuk membongkar kesesatannya dengan dalih ukhuwah. Ini disebabkan kekhawatiran kelompok Syiah karena ideologinya akan terbongkar.
Walau banyak bercokol di kampus-kampus, namun dalam pandangan KH. Idrus Ramli, gerakan Syiah masih belum banyak berkembang di kampus-kampus. Sekalipun demikian, beliau berpesan kepada masyarakat untuk hati-hati dan tetap waspada mengawasi perkembangan Syiah.
“Karena anak-anak kampus sering dijadikan sasaran.” Ujarnya
Menurut berbagai literatur, taqiyyah adalah doktrin Syiah dimana mereka boleh berdusta kepada non Syiah untuk menjalankan misinya. Dengan cara taqiyyah ini, kaum Syiah mengatakan ajaran mereka sama dengan sunni, dan banyak kaum sunni yang terjebak.
KH. M. Dawam Anwar pada seminar Syiah tahun 1997 di Mesjid Istiqlal pernah menyatakan bahwa taqiyyah bagi Syiah setara dengan sembilan persepuluh agama, wajib dilakukan dan tidak boleh ditinggalkan sampai Imam Mahdi datang. Taqiyyah tidak hanya dilakukan antar orang Syiah dan lawannya, tapi juga sesama Syiah sendiri sebagai bahan latihan. (pz)