Memakai cadar alias penutup muka tengah menjadi tren bagi para tersangka kasus korupsi yang diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Pemandangan semacam ini bisa kita disaksikan ketika KPK memeriksa Neneng Sri Wahyuni, Nunun Nurbaitie, dan Yulianis.
Selain mengenakan cadar, tidak jarang mereka juga mengenakan kerudung untuk membangun citra sebagai muslim yang taat. Wakil Ketua Komisi III Nasir Djamil angkat suara mengenai tren ini. Menurut dia, pemakaian cadar merupakan upaya untuk menutupi rasa malu, terlebih dengan gencarnya sorotan media.
“Cadar atau penutup wajah yang selama ini dipakai oleh perempuan-perempuan yang menjadi tersangka korupsi di KPK lebih dikarenakan massifnya pemberitaan di media massa. Tapi bisa jadi mereka juga masih punya rasa malu,” kata Nasir kepada Okezone di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (19/06/2012).
Politikus Partai Keadilan Sejahtera ini tidak yakin pemakaian cadar oleh para tersangka kasus korupsi bertujuan membangun citra religius. Cadar bagi mereka tak lebih hanya alat untuk menutupi wajahnya dari sorotan kamera media.
“Cadar itu dimaksud untuk menutup wajah mereka. Menurut saya itu bukan bagian dari keyakinan agama, tapi lebih kepada upaya agar wajah aslinya tidak dilihat publik,” pungkasnya.(fq/okezone)