eramuslim.com – Sejumlah atlet, ofisial dan panitia lokal di Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat kerap mengeluh dengan penyediaan makanan dan makanan ringan selama gelaran PON Aceh-Sumut 2024 yang disajikan kepada mereka.
“Lauk yang disajikan dalam nasi kotak cuma satu butir telur dan tahu goreng, termasuk sambal,” kata Agam, seorang panitia PON kepada ANTARA di Meulaboh, Aceh Barat, Sabu.
Selain lauk yang diberikan sangat kecil kepada atlet, ofisial dan panitia, penyediaan makanan berat juga kerap mendapatkan protes karena makanan yang disajikan membuat atlet sakit perut.
Agam menyebutkan, keluhan yang diterima panitia juga berasal dari kontingen Provinsi Bengkulu, yang memprotes lauk yang disajikan ke mereka sangat kecil dan tidak layak konsumsi.
Namun begitu diprotes, keluhan para kontingen diganti oleh penyedia makanan.
Hal senada juga disampaikan Heni, seorang pelatih bola tangan asal Aceh yang mengaku penyediaan makanan kepada atlet banyak yang menyebabkan atlet sakit perut.
“Maunya yang disajikan ke atlet itu jangan sambal terus, kasihan mereka sakit perut,” katanya, dikutip Antara.
Ia berharap penyediaan makanan atlet dapat memperhatikan standar gizi dan kebutuhan atlet, sehingga saat bertanding para atlet dalam kondisi prima dan tidak mengalami gangguan kesehatan seperti sembelit.
Klaim Sudah Diganti
Sementara itu, Farhen selaku petugas pemantau kelancaran makanan atlet yang dikonfirmasi ANTARA di Meulaboh, melalui saluran telepon mengaku banyaknya keluhan penyediaan makanan kepada atlet, ofisial dan panitia PON Aceh-Sumut 2024 di Meulaboh, Aceh Barat bukanlah kesalahan yang disengaja.
“Semua keluhan sudah ditangani, sudah ditindaklanjuti,” kata Farhen selaku petugas dari perusahaan penyedia makanan.
Farhen mengaku makanan yang diprotes atau dikeluhkan sudah disampaikan kepada pihak penyedia makanan (katering lokal) di Meulaboh, Aceh Barat agar diganti.
Ia membenarkan adanya keluhan kontingen Bengkulu yang memprotes lauk ayam yang sangat kecil dan kemudian telah diganti.
Begitu juga dengan keluhan penyediaan makanan pada Jumat siang, yang diprotes karena menyajikan satu butir telur dan satu buah tahu goreng sebagai lauk, juga sudah diganti.
Ia mengaku kesalahan tersebut terjadi karena kesalahan pekerja di penyedia makanan lokal, yang dipesan oleh vendor kepada pelaku usaha makanan di Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat.
Farhen mengklaim sebagai perusahaan penyedia makanan di PON, pihaknya selalu menanggapi setiap informasi atau apa pun yang dikeluhkan oleh panitia penghubung, guna ditindaklanjuti.
“Apa pun keluhan yang disampaikan, juga kita tanggapi, dan saya info kan kembali ke pihak yang menyampaikan keluhan,” kata Farhen.
(Sumber: Liputan6)