Ingin memberikan pengertian, Arif segera turun dari mobil. Ia menyarankan agar motor gede itu parkir di sebelah kiri mobil karena area yang masih lebar. Tapi, sang lelaki dengan motor gede itu justru naik pitam, mencabut pistol dan mengarahkan moncongnya ke kaca depan mobil.
Karena kondisi yang tidak kondusif, Rio turun dari mobil, berusaha mendinginkan dan melerai. Tapi, bukannya mereda, perkelahian semakin menjadi. Pistol pun diarahkan ke kepala Arif. “Saya pegang tangannya (lelaki yang membawa pistol) sembari berusaha kasih pengertian lagi,” ucap Rio, seperti ditirukan Habiburokhman.
Kondisi semakin panas dan moncong pistol digetok ke kepala Arif. Merasa cemas dan khawatir guna menghindari hal berbahaya, spontan Rio meraih senjata itu dibantu dengan Fernando yang juga baru turun dari mobil. Mereka melakukan pertahanan diri, berusaha merebut pistol dengan bantuan Fernando yang memiting leher pelaku sampai jatuh dari motor gedenya.
Di tengah alotnya perebutan pistol, Rio menambahkan, warga sekitar ikut memukul pembawa pistol ini dan suasana sudah kacau. “Tiba-tiba, di saat saya fokus, ada orang tarik muka saya dari belakang sekaligus mencakar pipi saya. Akhirnya lepas lah saya dari usaha merebut pistol tadi dengan spontan saya balik badan,” ucap Rio.
Tiba-tiba, terdengar suara tembakan dan Rio melihat Fernando tumbang. Terkejut, Rio tangkap lagi pistol si pelaku dengan agak memaksa ibu jarinya tekan tombol pelepas magazine hingga jatuh ke tanah. Penembak pun dipukul oleh warga sekitar yang Rio sendiri tidak ketahui siapa saja.
Melihat bahwa peluru itu asli, Rio panik dan segera teriak-teriak minta pertolongan untuk mengangkat jasad Fernando ke mobil dan dibawa ke RS Vania. Jasad Fernando kemudian dibawa menuju rumah sakit terdekat.(kl/rol)