Eramuslim.com – Kamis sore (21/12/2017) insiden tak mengenakan itu bermula. Ketika itu, AQ (16) meminta izin kepada ibunya untuk pergi ke toko alat jahit dan asesoris Ratu Paksi, Jl. Sukalaya 1, Kel. Argasari, Kec. Cihideung, Kota Tasikmalaya untuk membeli peniti. AQ pergi bersama temannya sore itu.
Dituduh Mencuri
Ketika sudah mendapat apa yang dicari, AQ pun membayar belanjaannya dan beranjak pulang. Namun di pintu toko, alat detektor tiba-tiba berbunyi. Sontak, para pengunjung pun menyoroti AQ.
Satpam yang saat itu bertugas pun menuduh AQ telah melakukan pencurian. Saat itu pula satpam melakukan penggeledahan di depan publik. Tetapi, barang yang dicari petugas tak ditemukan. Hal itu diungkap oleh Devi Badrudin, ibunda AQ dalam video konferensi pers di RM Dapur Santri, Jl. Letjen Mashudi, Kota Tasikmalaya pada Ahad malam (24/12/2017). Video itu diunggah oleh akun Ruslan Abdul Gani salah-satu anggota Aliansi Aktifis dan Masyarakat Muslim Tasikmalaya (AL MUMTAZ). di Facebook.
Ditelanjangi dan Dibiarkan Tak Berbusana
Tuduhan yang ditujukan kepada AQ tak terbukti. Devi mengungkapkan, anaknya sempat diraba-raba ketika digeledah di depan publik. Penggeledahan yang dilakukan saat itu rupanya tak membuat pihak toko puas.
Ketika tak menemukan apa yang dicari, satpam wanita yang menggeledah AQ pun menggelandang gadis 2 SMA ini ke kamar mandi toko. Di sinilah, AQ dipaksa untuk membuka baju yang ia kenakan hingga hanya mengenakan pakaian dalam saja.
Dalam keadaan telanjang, AQ ditinggalkan begitu saja. Pakaian AQ dibawa oleh satpam perempuan ke luar kamar mandi untuk diperiksa.
“Saya tak habis pikir, bagaimana mungkin di sebuah toko alat aksesoris, penggeledahan sampai ditelanjangi. Anak saya yang memang masih tidak tau apa-apa mengaku hampir pingsan ketika dibuka bajunya dan diraba oleh satpam wanita,” ungkapnya.
Devi mengungkapkan, AQ sempat mengatakan, “Saya jangan diginikan teh, kalau mau digeledah baju saja, biarkan saya beli baju dulu di sini. Nanti baju saya boleh diperiksa, tapi jangan saya ditinggalin seperti ini,” ungkap Devi menirukan penuturan putrinya kepada satpam.
Menurut Devi, anaknya ditelanjangi di kamar mandi semenjak pukul 15.45 WIB dan baru keluar menjelang Maghrib. Akhirnya masalah alat detektor yang berbunyi pun ditemukan. Ternyata, celana yang dikenakan AQ terdapat sebuah barkode yang memang tidak dilepas sejak pertama kali diberikan oleh keluarganya dari Amerika.
“Di celana anak saya ada barkode yang memang tidak dilepas. Tapi sudah dibawa kemana-kemana. Memang gak bunyi alat detektor dimana juga. Anak saya sudah kedinginan, karena memang tidak sebentar dalam kondisi tak berbusana,” ungkap Devi.
Geramnya Sang Bunda dan Buruknya Perlakuan Toko
AQ pun pulang ke rumah. Ia menangis sejadi-jadinya tak bisa bercerita banyak. Hanya potongan-potongan cerita yang menggambarkan tindakan tidak senonohnya perlakuan satpam yang ia terima. Lantas insiden itu membuat bundanya geram. Devi pun lantas mendatangi kembali Toko Ratu Paksi untuk mengkonfirmasi apa yang telah terjadi. Sayangnya, jawaban tak memuaskan justru diterima oleh Devi.
“Ketika mendengar kabar anak saya ditelanjangi sama pegawai Ratu Paksi, saya langsung bilang ke bapaknya anak-anak dan langsung ke Ratu Paksi. Namun sikap yang cuek yang saya dapatkan di sana. Ketika saya tanyai siapa yang menelanjangi anak saya, hanya pada bilang shiftnya sudah ganti, sudah pada pulang. Lalu saya tanyai siapa managernya, mereka pada bilang tidak tau,” ungkap Devi.
Menurut Devi, pihak toko seperti berlepas tangan dan terkesan tidak professional. Ia pun terbersit untuk melaporkan hal ini ke kantor polisi. Devi menelepon salah seorang kenalan yang diketahuinya bertugas sebagai aparat kepolisian, sebagai Babinsa karena menurutnya jika tidak punya orang dalam, maka akan kembali tidak diacuhkan.
“Sudah nelpon kenalan saya, kami pun langsung ke Polsek Cihideung Kota Tasikmalaya, dan disana bertemu salah satu kenalan saya yang lain yang juga melaporkan kasusnya ke kepolisian,” ungkap Devi.
Polisi Tak Tanggapi Laporan Ibunda
Namun, usai bercerita untuk membuat laporan kepada seorang polisi, polisi itu pun ditelpon untuk kemudian pergi meninggalkan Devi dan menyerahkan kasus Devi kepada teman anggota polisi lainnya. Ia pun kembali mengulang cerita dari awal kasus yang menimpa anaknya itu.
Lagi-lagi kekecewaan yang ia dapatkan ketika polisi kedua ini mengungkapkan bahwa kasus yang menimpa anaknya hanyalah urusan Babinsa. Kembali Devi menelepon kenalannya yang merupakan Babinsa tadi. Dan dari temannya itu, Devi diminta langsung kembali ke toko Ratu Paksi.
Akhirnya, untuk kedua kalinya ia ke Ratu Paksi, wakil manager mau menemui Devi dan menjelaskan kesalahan yang dilakukan pegawainya itu. “Wakil manager itu mengaku bahwa satpam ini adalah outsorching dan tidak ada dalam prosedur itu untuk menelanjangi,” ungkap Devi.
Usai menjelaskan kesalahan pegawainya, wakil manager itu pun meminta maaf kepada Devi dan keluarga AQ. Namun Devi tegas, bahwa sikap satpam yang menelanjangi anaknya adalah sikap yang sudah tegas dilakukan, karenanya ia akan menyikapi ini dengan melaporkan ke polisi.(kl/kbn)