Eramuslim – Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) beberapa hari ini bergerak cenderung melemah. Bahkan, nilai tukar menyentuh level Rp 15.000 per USD atau tingkat terburuk sejak krisis ekonomi 1998 silam. Meskipun pada awal pekan ini berada di angka Rp 14.835 per dolar Amerika Serikat (AS).
Pemerintah menyebut, pelemahan nilai tukar Rupiah disebabkan faktor eksternal seperti perang dagang AS – China, membaiknya ekonomi AS sehingga investor menarik Dolar mereka dari dalam negeri dan menanamkannya di Negeri Paman Sam untuk imbal hasil yang lebih tinggi. Selain itu, pelemahan Rupiah juga dipicu krisis di Argentina karena investor khawatir krisis ini bisa menjalar ke negara berkembang lainnya, termasuk Indonesia
Namun demikian, pemerintah dan pengusaha menegaskan bahwa kondisi ekonomi RI saat ini berbeda dengan 1998 silam.
Terlepas dari itu semua, pelemahan Rupiah sudah dirasakan langasung dampaknya oleh masyarakat. Dari ukuran tempe makin kecil, hingga harga produk akan naik. Berikut rangkumannya;
1 Harga Produk Naik
Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Tutum Rahanta mengatakan, pelemahan nilai tukar Rupiah membuat harga bahan baku dan barang modal beberapa pengusaha mengalami peningkatan.