Rombongan Amir Majelis Mujahidin bersama dengan Ulama dari Forum Ukhuwah Islamiyah gagal bertemu dengan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan pejabat kepresidenan lainnya. Sebelumnya rombongan sempat bertahan, di ruang kaca akses pejalan kaki menuju istana di Jalan Veteran III, Jakarta Pusat.
Rombongan yang dipimpin Amir majelis Mujahidin Ustadz Abu Bakar Baasyir itu rencananya akan menyampaikan surat peringatan yang berisi nasihat kepada Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, terkait dengan musibah yang terjadi bertubi-tubi ditanah air.
Amir Majelis Mujahidin Ustadz Abu Bakar Baasyir minta pemimpin negara untuk menggunakan hukum-hukum Allah sebagai dasar dalam mengurus negara, supaya tidak terjadi kerusakan yang fatal di Indonesia.
"Saya ingin supaya usul-usul kita yang baik bisa diterima, yaitu kembali kepada syariat Allah, karena Pak SBY adalah seorang muslim, dan tidak akan manusia bisa diatur dengan baik, kecuali dengan syariat Islam, itu tidak bisa dibantah. Kalau tidak mau mesti akan rusak, " ujarnya di Depan Istana Negara, Jakarta, Kamis (22/2).
Menurutnya, surat peringatan yang diberikannya kepada Presiden ini untuk meluruskan kekeliruan yang dilakukan oleh pemimpin bangsa sejak zaman pemerintahan Presiden Soekarno, di mana para pemimpin tersebut tidak melibatkan hukum Allah dalam menjalankan roda pemerintahannya.
"Surat ini dari seorang muslim kepada saudaranya, karena Presiden adalah orang muslim, tujuan kami untuk memberikan peringatan dari rakyat kepada pemimpin, dari saudara kepada saudara, tentang kekeliruan yang sangat fatal di Indonesia, " tukasnya.
Lebih lanjut Baasyir menyatakan, berbagai bencana yang terjadi ditanah air ini merupakan salah satu peringatan dari Allah, karena kita melecehkan hukum Allah, karena mereka yang mengaku Islam tidak berupaya menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Karenanya sesama muslim sudah menjadi kewajiban untuk saling mengingatkan, sehingga semua masyarakat bisa terlepas dari bencana.
Dengan berjalan kaki rombongan yang sempat dikawal oleh beberapa anggota kepolisian dari samping Istana Negara menuju ke depan Istana, akhirnya hanya berhasil menyerahkan surat tersebut melalui staf juru bicara kepresiden Andi Malarangeng, Arum Kusumaningtyas.
Meskipun mengaku kecewa Abu Bakar Baasyir merasa puas karena niat ikhlas sudah sampai, beliau juga menitipkan sebuah buku berjudul Musa vs Firaun untuk menjadi bahan bacaan Presiden. Rombongan kemudian melanjutkan perjalanan untuk bertemu para pejabat di Gedung DPR/MPRRI. (novel)