Fadli mengingatkan agar pemerintah tidak menutup defisit dengan menciptakan utang baru, dan jangan sampai menggampangkan permasalahan utang tersebut.
Sebagaimana diwartakan, jumlah cadangan devisa menurun 580 juta dolar AS pada akhir November 2017 menjadi 125,97 miliar dolar AS dari 126,55 miliar dolar AS karena pembayaran utang luar negeri pemerintah, dan penggunaan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Agusman di Jakarta, Jumat (8/12), mengatakan jumlah tersebut cukup untuk membiayai 8,4 bulan impor atau, 8,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.
“Dengan jumlah itu cadangan devisa mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan,” ujarnya.
BI mencatat penurunan cadangan devisa juga dipengaruhi merosotnya penempatan valas perbankan di BI karena kebutuhan pembayaran kewajiban valas penduduk.
Bank sentral mengatakan akan terus menjaga kecukupan cadangan devisa agar mampu menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Hal tersebut, ujar Agusman, didukung oleh kondisi perekonomian domestik yang membaik, kinerja ekspor yang positif, dan perkembangan pasar keuangan global yang kondusif.(kl/akt)