Indonesia tidak mengeluarkan opini terkait dengan laporan International Atomic Energy Agency (IAEA) tentang nuklir Iran, sebab laporan itu akan dibahas oleh seluruh negara anggota IAEA serta DK PBB pada 11-15 Juni mendatang.
Hal tersebut disampaikan oleh Juru Bicara Deplu Desra Percaya, di Kantor Departemen Luar Negeri, Jakarta, Jum’at (25/5).
"Rencananya anggota IAEA akan membahas laporan ini, dalam pertemuan pada tanggal 11-15 Juni di Wina, Austria, jadi kita belum tahu ke mana arahnya, kita tidak mau berhipotesa dulu, "ujarnya.
Menurutnya, tanggapan dan sikap Indonesia akan disampaikan dalam pertemuan bersama dengan negara anggota lainnya, namun hal itu disesuaikan dengan cara yang selama ini dilakukan Indonesia.
"Kita akan lihat juga, karena di sini ada beberapa permintaan terhadap Iran untuk menyelesaikan verifikasi isu tersebut, tentunya kita akan menyampaikan sesuai jalur kita, " jelasnya.
Lebih lanjut Desra menegaskan, untuk menuntaskan isu nuklir Iran ini, Indonesia dalam berbagai kesempatan sudah menyampaikan kepada Iran agar menunjukan sikap kerjasama dan mempertimbangkan tawaran yang disampaikan pada negara itu.
Ia menambahkan, sebagai negara yang medukung keputusan resolusi DK PBB 1747, yang mengacu pada Bab VII pasal 41 piagam PBB, Indonesia tetap menginginkan proses penuntasan isu nuklir Iran dilakukan dengan jalan damai.
"Kita sampaikan kepada lima anggota tetap DK PBB, pada intinya kita tidak menerima resolusi di Dewan Keamanan yang mengarah pada penggunaan cara-cara militer, " tukasnya.
Seperti diketahui, menanggapi laporan Badan Atom Internasional, Kepala Deputi Badan Energi Atom Iran Muhammad Saeedi menolak pernyataan International Atomic Energy Agency (IAEA) yang mengatakan bahwa Irak tidak mau bekerjasama dengan para pemeriksa dari IAEA yang ingin mendapatkan jaminan bahwa program nuklir Iran memang untuk keperluan damai. (novel)