Indonesia Terancam Jadi Negara Gagal, Jokowi Paham Gak Ya?

jokowi5Eramuslim.com – Sejak Jokowi-JK dilantik memimpin negeri ini, setengah rakyat Indonesia menyebutnya bak sinetron “Presiden Yang Tertukar”, sepuluh bulan lalu, perekonomian Indonesia langsung melorot dan melorot. Nilai rupiah anjlok ke ambang paling kritis seperti saat krisis moneter 1998, PHK sudah memiskinkan jutaan pribumi, harga-harga naik, susu tak terbeli, rakyat banyak tinggal dengan perut keroncongan berdoa kepada Sang Khaliq, kapankah pemimpin dengan kualitas KW seperti ini bisa segera diganti dengan kualitas asli.

Bukannya istighfar, Jokowi malah dengan enteng mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan meroket di kuartal terakhir tahun ini, namun ternyata meroketnya menuju ke bawah, bukan ke atas alias nyungsep.

“Semua ini mengingatkan kita pada ancaman fenomena failed state atau negara gagal,” kata juru bicara Partai Demokrat, Kastorius Sinaga (11/9).

Fenomena negara gagal tidak hanya ditandai oleh pertikaian politik seperti di negara-negara Afrika atau Timur Tengah. Untuk negara-negara demokratis baru atau emerging market seperti Indonesia, gejala negara gagal selalu dimulai dari ranah ekonomi dan kapabilitas negara di dalam mengelola krisis yang muncul dari sektor ekonomi.

Pemerintah Jokowi-JK harus menyadari ini dan jangan menganggap remeh akan kemungkinan munculnya spiral destruksi krisis ekonomi yang dialami Indonesia saat ini. Menurut dia, kalangan masyarakat menengah ke bawah mengalami tekanan krisis yang sangat hebat saat ini.

“Ini bisa mengerus tingkat kepercayaan mereka terhadap kapasitas pemerintah di berbagai bidang, seperti ekonomi, hukum dan jaring pengaman sosial,” ucap pria yang juga menjabat sebagai salah satu ketua DPP Partai Demokrat periode 2014-2019 ini.

Kegaduhan politik di tingkat elit kabinet dan parlemen secara langsung telah mengkikis harapan mereka akan adanya perbaikan dari ranah elit politik. Semua ini, kata dia, ibarat bom waktu yang bisa menghantar Indonesia ke ambang negara gagal.

“Gagal dari sisi ekonomi yang berujung pada gejolak politik,” ujarnya. Tapi jangan-jangan, Jokowi malah gagal paham tentang arti dan makna istilah “Negara Gagal”, sehingga dia bisa terus nyante dan ketawa-ketiwi walau sekelilingnya diam seribu bahasa. (rd)