Indonesia sedang mengatur teknis dan tempat pelaksanaan pertemuan dengan tokoh-tokoh Hamas, menyusul disetujuinya rencana Indonesia mengundang kelompok tersebut oleh Kepala Biro Politik Hamas Khalid Meshaal dalam pertemuan yang digelar awal Februari lalu.
"Format, teknik dan siapa yang akan diundang dari kelompok Hamas dan dari Individu lain masih dibicarakan, untuk kali ini kita belum bicarakan Fatah dulu, " ujar Juru Bicara Departemen Luar Negeri Desra Percaya dalam media briefing, di Kantor Departemen Luar Negeri, Jakarta, Jum’at (23/2).
Ia mengatakan, yang menjadi target pertemuan itu diharapkan masyarakat Internasional dapat mengaku keberadaan Hamas, sebagai bagian realitas politik di Palestina yang mendapat dukungan besar dalam pelaksanaan pemilu lalu.
"Negara Barat tidak mengakui Hamas yang mendapat dukungan terbesar dalam pemilu terakhir, sehingga kita perlu melibatkan Hamas di sini, " jelasnya.
Lebih lanjut Desra menyatakan, selama ini Hamas belum menyampaikan pandangannya dalam penyelesaian konflik Palestina, dalam sebuah proses dialog. Dan diharapkan pihak lain yang belum pernah mengetahui apa yang menjadi keinginan Hamas menjadi paham, sebab pertemuan yang rencananya digelar dalam bulan Maret itu akan dihadiri juga perwakilan dari Eropa dan AS.
Ia menambahkan, Indonesia berharap perundingan Makkah akan berimplikasi positif, salah satunya masyarakat Internasional mendukung proses pencairan pajak pendapatab yang selama ini tertahan. (novel)