Pemerintah Indonesia menganggap eskalasi konflik internal di Palestina dapat melemahkan legitimasi dari keberadaan pemerintah persatuan Palestina, karena itu Indonesia menyerukan agar kedua kelompok yang berkonflik agar mengupayakan perdamaian.
Hal tersebut disampaikan oleh Juru Bicara Deplu Kristriarto Soerjo Legowo dalam media briefing, di Departemen Luar Negeri Jakarta, Jum’at (15/6).
"Pemerintah Indonesia kembali menyerukan kepada seluruh faksi di Palestina untuk menghentikan konflik dan segera membangun upaya rekonsiliasi, sehingga dapat memulihkan kembali pemerintah persatuan dan persatuan bangsa Palestina, "ujarnya.
Menurutnya, pemerintah Indonesia prihatin atas terjadinya ketegangan antara kelompok Hamas dan Fatah, yang telah mengakibatkan korban jiwa dan kerusakan harta benda yang luar biasa.
Lebih lanjut Kristiarto menegaskan, perpecahan di dalam negeri hanya akan memperkuat pendudukan Israel serta menjauhkan solusi atas konflik Palestina yang telah berlangsung lama.
"Ini akan memperkuat keberadaan Israel di sana, dan menjauhkan solusi bagi konflik Palestina yang telah berlangsung terlalu lama, serta telah menelan korban jiwa yang sangat besar, " imbuhnya.
Seperti diketahui, pertikaian Hamas dan Fatah sudah mencapai puncaknya. Sepekan terakhir ini merupakan pekan terburuk bagi warga Ghaza akibat pertikaian dua faksi terbesar di Palestina itu. Warga Ghaza mulai mengungkapkan kekecewaan dan kemarahannya. Akibat baku tembak yang terus terjadi, banyak warga Ghaza yang memilih untuk tinggal dirumah untuk keamanan mereka. (novel)