Indonesia Kecam Penyebaran Film "Fitna" Melalui Internet

Pemerintah Indonesia mengutuk keras langkah yang dilakukan oleh anggota parlemen Belanda Geert Wilders dari partai Kebebasan memutar film “Fitna” yang berisikan hujatan terhadap agama Islam dan kitab suci Al-Quran. Pada Kamis (27/3), Geert Wilders akhirnya memuat filmnya itu lewat video-sharing di sebuah situs internet (www.liveleak.com).

"Kita mengutuk tindakan provokasi yang menghina agama dan umat Islam. Film tersebut dalam pandangan kita sangat berbau rasis, dan merupakan tindakan yang tidak bertanggung jawab yang berselimut di balik kebebasan pers, " tegas Juru Bicara Departemen Luar Negeri Kristiarto Soerjo Legowo kepada pers, di Kantor Deplu, Jakarta, Jum’at(28/3).

Pemerintah Indonesia mendesak parlemen Belanda dapat mengambil tindakan yang tegas terhadap yang bersangkutan. Meski sebelumnya, pemerintah Belanda baik Perdana Menteri maupun Mentri Luar Negerinya sudah berupaya menghentikan rencana pemutaran film yang sangat melukai hati umat Islam itu, tetapi ternyata anggota parlemen itu tetap mengeluarkan film yang berdurasi 15 menit itu.

Menurutnya, tindakan tersebut jelas bertentangan dan upaya yang dilakukan baik pada level nasional dan internasional, untuk memajukan interfid dialog, dan juga kerjasama untuk membangun dialog antar peradaban, antar agama, antar budaya, dalam upaya membangun hubungan yang penuh toleransi.

"Terus terang sangat disesalkan bahwa seorang Geert Wilders yang notabene adalah seorang anggota parlemen menggunakan kedudukannya sebagai wakil dari sebagian rakyat Belanda dengan cara keliru, " ujar Kris.

Dalam kesempatan itu, Ia mengimbau agar masyarakat Indonesia untuk tidak terprovokasi atas tindakan yang sangat tidak bertanggung jawab ini.(novel)