Indonesia menjadi tuan rumah World Islamic Economic Forum (WIEF) kelima yang diselenggarakan di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Senin (2/3). Forum yang berlangsung selama tiga hari sejak 1-3 Maret tersebut dihadiri oleh 1.557 orang, 85 pembicara, yang berasal dari 38 negara.
Dalam sambutannya, Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil mengatakan, forum ini bertujuan untuk meningkatkan kerjasama bisnis antar bangsa, terutama antara pengusaha muslim dan non- Muslim. "Semoga Forum ini akan meningkatkan kerjasama, akan ada nota kesepahaman yang dihasilkan dan target investasi akan lebih meningkat," kata Sofyan yang juga merupakan Ketua Panitia WIEF.
Dalam forum yang bertema "Food and Energy Security & Stemming the Tide of Global Financial Crisis”, ditandatangani sejumlah nota kesepakatan kerjasama antara pihak Indonesia dengan perusahan asing dan pemerintah negara Islam. Penandatangannya disaksikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dan beberapa Kepala Negara antaranya, Perdana Menteri Malaysia Dato’ Seri Abdullah Ahmad Badawi, Perdana Menteri Kerajaan Maroko Abdullah bin Hamad Al-Attiyah.
Nota kesepakatan antar pemerintah yang ditandangani itu adalah Pemerintah Propinsi Kalimantan Timur dengan Ras Al-Khaimah Emirate, dengan The ETA Star Dubai, Itochu Corporation Japan dengan PT Pertamina, PT Garuda Indonesia dengan Dubai Aerospace Enterprises, Bank Muamalat Indonesia dengan the National Commercial Bank Saudi Arabia, the Islamic Payments System Sdn. Berhad Malaysia dengan PT Pos Indonesia.
Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil berharap, dengan adanya forum ini dapat menarik minat investor dari negara-negara Timur Tengah untuk berinvestasi ke Indonesia.
"Kedepan mulai banyak investor Timur Tengah yang investasinya kandas karena krisis AS, mencari investasi yang lebih riil di Indonesia," jelasnya. (novel)