Indonesia punya posisi strategis dalam membantu proses perdamaian di Palestina, menyusul terpilihnya Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB, dalam Sidang Majelis Umum PBB, Senin (16/10).
Hal tersebut disampaikan oleh Anggota Komisi I DPRRI Djoko Susilo, di Gedung DPRRI, Jakarta, Selasa (17/10). "Yang jelas kita bisa proaktif memainkan peran itu, saya yakin kita bisa lebih maksimal mendorong perdamaian di sana," ujarnya.
Ia mengingatkan, Indonesia tidak perlu malu-malu dalam urusan memperjuangkan perdamaian di Palestina, karena sejak awal sikapnya sudah tegas.
Menurutnya, langkah kongkrit menempatkan posisi Indonesia secara positif dalam proses perdamaian di kawasan Timur Tengah akan lebih optimal apabila Indonesia bisa menjalankan pola dasar politik luar negeri bebas aktif yang lebih berimbang.
"Kalau sekarang politik bebas aktifnya terlalu ke Washington. Kalau dekat ke Iran, Indonesia agak takut dengan AS, begitu juga kalau dekat dengan Hugo Chaves, takut dengan Bush. Tapi nanti harus lebih fair," tandasnya.
Lebih lanjut Ia menegaskan, setelah terpilih sebagai anggota tidak tetap DK PBB, Indonesia juga memiliki peran penting dalam mengagendakan perlu tidaknya ada sebuah resolusi atau keputusan yang diambil DK PBB, yang selama ini lebih didominasi oleh lima anggota tetap DK PBB (AS, Inggris, China, Perancis dan Rusia).
Ia berharap dalam waktu dua bulan kedepan, Indonesia bisa memainkan diplomasi yang lebih baik untuk kepentingan nasional dan regional, serta menjalankan agenda terpenting, yang harus menjadi fokus perhatian Indonesia antara lain, masalah keamanan kawasan Asean, nuklir Korea, serta Konflik Israel-Palestina.(novel)