Sejumlah pemimpin negara-negara Islam akan menghadirinya seperti dari Jordania, Malaysia, Senegal, dan Indonesia, serta tokoh-tokoh bisnis dunia yang tertarik menangkap peluang bonanza ekonomi Timur Tengah, menghadiri World Islamic Economic Forum (WIEF) yang digelar, mulai hari ini, 28 April hingga 1 Mei 2008 mendatang. Perhelatan akbar ini mengusung tema utama “Negara-negara Islam sebagai Mitra dalam Pembangunan Global”, diadakan di Kuwait.
Dalam kesempatan itu, Delegasi Indonesia akan dipimpin oleh Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Irman Gusman, yang mewakili Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Delegasi ini juga mengikutsertakan Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil, Utusan Khusus Pemerintah Bidang Timur Tengah Alwi Shihab, Sekretaris Jenderal (Sesjen) DPD Siti Nurbaya, Tanri Abeng sebagai salah satu anggota Dewan Penasihat WIEF, beserta sejumlah direksi BUMN dan perusahaan swasta nasional yang seluruhannya berjumlah 70 orang.
WIEF merupakan satu-satunya wadah kepala pemerintahan dan pemimpin dunia usaha dari negara-negara Islam bertemu untuk membicarakan topik-topik penting dan strategis termasuk mengenai pengelolaan sumberdaya ekonomi untuk kepentingan umat di seluruh dunia, seperti kerjasama usaha, kemitraan proyek dan tukar pengalaman sesama peserta. Yang menarik, peserta forum ini bukan saja yang beragama Islam tapi juga tokoh bisnis non-Muslim.
Sejumlah nama-nama penting telah menyatakan kesediaannya menghadiri WIEF tahun ini yang menunjukkan pengaruh forum ini semakin menentukan arah perkembangan ekonomi dunia ke depan.
Antara lain, Emir Kuwait Sheikh Sabah Al-Ahmad Al-Jaber Al-Sabah, Perdana Menteri Kuwait Sheikh Nasser Al-Muhammad Al-Ahmad Al-Sabah, Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi, Raja Yordania Abdullah II, Presiden Senegal Abdoulaye Wade, dan President Islamic Development Bank, Ahmed Muhammad Ali.
Mewakili Presiden, Irman akan menyampaikan pandangan Indonesia tentang sejumlah topik pembahasan seperti ketahanan pangan dan energi. "Indonesia sangat mendorong pengembangan energi baru dan yang lebih bersih, seperti energi surya, angin, gelombang laut, panas bumi, tenaga air, dan biofuel. Ketahanan energi dan pangan yang paling baik hanya dapat dicapai melalui swasembada energi dan pangan, " jelas Irman dalam keterangan persnya.
Selain itu, Indonesia juga akan menyarankan, pentingnya revitalisasi pengelolaan zakat secara internasional, khususnya zakat yang diperoleh dari keuntungan bisnis minyak bumi dan gas sebagai salah satu alat redistribusi pendapatan yang ampuh. Sebab, dana zakat dari keuntungan bisnis minyak bumi dan gas sangat besar jumlah dan maknanya untuk membantu negara-negara yang terkena pengaruh kenaikan harga energi dan pangan. "Ini sekaligus mengurangi kemiskinan melalui perangkat-perangkat program yang sistematis dan dapat dipertanggungjawabkan, " tambah Irman.
Indonesia akan memperoleh kehormatan untuk menjadi tuan rumah penyelenggaran WIEF bulan Februari 2009. Delegasi Indonesia kali ini juga akan melakukan pertemuan bilateral, dengan beberapa pejabat negara dan pemerintahan serta pemimpin bisnis untuk mengundang mereka menghadiri pada acara WIEF di Indonesia tahun depan.(novel)