Hari ini dan esok (7-8/5) pemimpin negara-negara ASEAN bertemu di ASEAN Summit ke-18 di Jakarta, Indonesia. Sebelumnya, pada tanggal 3-5 Mei 2011, lebih dari 1300 delegasi masyarakat sipil dari 10 negara Asia Tenggara terlibat didalam ASEAN Civil Society Conference/ASEAN People Forum 2011 di Jakarta.
Rangkaian menuju KTT ASEAN pun diwarnai kecurigaan masyarakat bahwa ada kekuatan asing yang besar ingin menyetir ASEAN untuk kepentingan ekonominya.
Menurut Direktur Pascasarjana Sekolah Diplomasi Paramadina, Dinna Wisnu, pantas saja kekuatan besar itu, yaitu Amerika Serikat, melirik kekuatan ASEAN meskipun selama ini kawasan ini dianggap adik kecil dalam bidang ekonomi, jika dibandingkan ketergantungan Negeri Paman Sam pada Republik Rakyat China.
"Secara politik ekonomi sosial budaya, kita penting bagi AS tapi sekarang hal paling penting adalah ekonomi," ujar Dinna dalam diskusi Polemik tentang visi ASEAN di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (7/5).
Menurutnya, mau tidak mau dan suka tidak suka, AS yang awalnya tak tertarik pada kerjasama ekonomi di kawasan ini, kini mulai menyadari peran ASEAN terutama Indonesia.
"Bagi AS, tadinya kita masih adik kecil, kalah penting dengan China. Tapi karena secara geopolitis luasnya begitu besar dan banyak dilewati kapal AS bahkan mitra dagangnya, AS harus pastikan dia punya handle di kawasan ini terutama di Indonesia," jelasnya.
Dalam diskusi itu juga disimpulkan bahwa kepentingan AS ini bagian dari rebalancing secara global karena krisis di AS pada 2008 yang membuat negata besar ini bangkrut.
Dengan mendinamisir ekonomi mereka, harus dipastikan arus barang yang lebih cepat. Dan sasarannya adalah di Asia, dengan jantungnya di Indonesia. (pz/padtoday)