Pemerintah Indonesia belum dapat berkomentar tentang meninggalnya tokoh Pimpinan Al-Qaidah Irak, Abu Musab Az-Zarqawi, yang selama ini menjadi target operasi tentara Amerika Serikat di Irak. Hal tersebut disampaikan oleh Juru Bicara Departemen Luar Negeri Desra Percaya dalam jumpa pers, di Kantor Departemen Luar Negeri, Jakarta, Jum’at (9/6).
"Kami belum bisa menanggapi masalah itu, karena kami belum memperoleh laporan dari perwakilan dari Irak," katanya.
Menurutnya, jika sudah ada laporan dari perwakilan dari Irak, tentunya bisa diperoleh informasi lebih lengkap, tetapi bagaimanapun upaya pemberantasan terorisme semestinya dapat dilakukan dengan mematuhi hukum internasional.
Sementara itu ketika ditanya apakah Indonesia mempunyai penilaian bahwa meninggalnya Tokoh Al-Qaidah merupakan bukti peningkatan kemajuan yang dalam perang terhadap terorisme seperti yang dikatakan Presiden Bush, Desra mengungkapkan, upaya memerangi teroris bukan hanya sekedar mengejar, menangkap, ataupun membunuh tokohnya saja, tetapi persoalan mendasar dalam pemberantasan terorisme dengan mencari sumber akar permasalahannya.
"Kita harus menlihat akar permasalahannya, karena memerangi teroris bukan hanya dengan mengejar, menangkap dan membunuh pelakunya," tegas Desra.
Ia menilai, upaya pemberantasan terorisme juga tidak bisa dilakukan secara unilateral, tetapi harus secara multilateral dengan melibatkan berbagai negara.(novel)