Meski sudah memanggil Duta Besar India di Indonesia, Pemerintah Indonesia belum mendapat klarifikasi yang jelas dari perwakilan India mengenai keterlambatan informasi tentang terganggunya jalur penerbangan pesawat Garuda menuju ke Jeddah dan Riyadh, akibat uji rudal balistik yang dilakukan oleh India.
"Melalui Dirjen Asia Pasifik dan Afrika, kita sudah menyampaikan kepada Duta Besar India, pertanyaan kita mengapa pesawat garuda tidak memperoleh informasi yang cukup untuk mengetahui adanya penutupan wilayah di India, "kata Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda, di Gedung Pancasila, Departemen Luar Negeri, Jakarta, Senin(16/4).
Menurutnya, perwakilan India di Indonesia dalam pertemuan pada akhir pekan lalu, berjanji akan meneruskan permintaan klarifikasi Indonesia kepada Kementerian Luar Negeri dan pemerintah pusatnya.
Lebih lanjut Hassan mengatakan, sebenarnya pihaknya sebelum India melakukan ujicoba rudal Balistik Agni-III, melalui juru bicara Kementerian Luar Negeri India sebelum kegiatan ujicoba itu sudah mengeluarkan informasi melalui traffic control.
"Kita memang sudah mendengar 24 jam sebelum terjadi percobaan itu, katanya sudah diinformasikan, itu yang perlu diklarifikasi kebenarannya, "jelasnya.
Ia berharap, dalam waktu dekat pihak India sudah dapat memberikan klarifikasi itu secara jelas.
Seperti diketahui, pertengahan pekan lalu India telah melakukan peluncuran rudal Agni-III itu di Pulau Wheeler, yang letaknya 180 kilometer sebelah timur laut Bhubaneswar, ibukota negara bagian timur Orissa.
India yang pernah melakukan tes senjata nuklir pada 1998, telah berhasil mengembangkan serangkaian sistem nuklir konvensional sebagai bagian dari Organisasi Riset dan Pengembangan Pertahanan (DRDO)’s Program Pengembangan Rudal yang Terpadu yang diluncurkan pada 1983. Sebelumnya, India telah mulai memproduksi dua varian dari Agni – Agni I berkemampuan jelajah 700 kilometer dan Agni II berkemampuan jelajah 2. 500 kilometer, di mana ujicoba kedua rudal balitistik itu beberapa kali dilakukan sejak tahun 1993.(novel)