Indonesia dan Australia sepakat untuk saling menghormati kedaulatan masing-masing negara, dan tidak akan menjadikan kedua negara sebagai basis separatisme, hal tersebut akan menjadi satu bagian kerangka kesepakatan mengenai kerjasama pengamanan secara komprehensif yang akan dilaksanakan oleh kedua negara
Kesepakatan itu akan dilaksanakan pada Senin (13/11) mendatang di Lombok, NTB. Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda dalam media briefing, di Gedung Pancasila, Departemen Luar Negeri, Jakarta, Jum’at (10/11) mengatakan, "Ini dilatarbelakangi hubungan kedua negara yang banyak mengalami gejolak, up and down, walaupun sudah ada pernyataan tertulis ataupun lisan pada tingkat pemerintah tetang hubungan Australia terhadap integritas NKRI, dan tidak mendukung gerakan separatisme," katanya.
Kerjasama yang akan ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri RI dan Menlu Australia Alexander Downer, menurutnya, bukan merupakan pakta pertahanan, namun berisi prinsip kerangka keamanan yang pernah dibahas sebelumnya, dan hal yang baru tentang kerangka pengamanan wilayah masing-masing.
"Prinsipnya, kedaulatan wilayah dan keamanan, tapi yang lebih penting dalam perjanjian ini masing-masing pihak tidak mendukung dan memberi kesempatan gerakan separatisme," tandasnya.
Lebih lanjut Hasan menjelaskan, dalam kerjasama itu akan dibahas masalah-masalah tentang pertahanan, pertukaran informasi intelijen, keselamatan penerbangan dan pelayaran, penanganan teroris, penyelundupan senjata, dan pengembangan nuklir untuk tujuan damai
Ia mengharapkan, dari pertemuan itu kedua pihak bisa menunju pada kemitraan yang menyeluruh, sehingga Indonesia tidak perlu ragu lagi dengan Australia akan mendukung gerakan separatis di Papua, meskipun beberapa elemen masyarakatnya ada yang memberikan dukungan. (novel)