Pemerintah Indonesia akan membuka kembali kantor kedutaan besarnya di Stockholm, Swedia tahun 2006 mendatang, setelah pada tahun 2000 Indonesia menutup dan menarik kantor kedutaan besarnya di sana, karena pemerintah Swedia dinilai telah melindungi Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Pernyataan tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda usai melantik pejabat esselon I dan II, di Kantor Departemen Luar Negeri, Jakarta, (Rabu,28/12/05).
“Kita sudah mempertimbangkan kembali untuk mengisi pos duta besar di Stockholm, yang sebelumnya kita kurangi,” katanya.
Menurutnya, Deplu pada bulan Januari mendatang akan mengajukan nama-nama calon dubes ke DPR RI, namun Menlu belum bersedia menyebutkan nama-nama yang akan dicalonkan sebagai Dubes Swedia.
“Resminya kapan, ini memerlukan waktu untuk memprosesnya, mungkin bisa memakan waktu empat bulan,” tambahnya.
Sementara itu mengenai rencana dibukanya Konsulat Pemerintahan Timor Leste di Nusa Tenggara Timur dan Bali, Menlu menyatakan pemerintah Indonesia mendukung rencana pemerintah Timor Leste tersebut, sebab tugas konsulat lebih kepada upaya mempercepat akses perlindungan terhadap warga negaranya.
Sementara itu hari Selasa (27/12) kemarin Presiden Republik Timor Leste Xanana Gusmao, meresmikan kantor konsulat Pemerintahan Timor Leste di Kupang, NTT. Sedangkan untuk konsulat di Bali masih dalam proses penjajakan. (novel/ln)