Indonesia akan mengusung pembantaian Muslim Rohingya sebagai salah satu agenda pembahasan dalam Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Kerjasama Islam (KTT OKI) yang akan berlangsung di Mekkah, Arab Saudi.
Hal ini disampaikan Menteri Luar Negeri Indonesia Marty M. Natalegawa. “Dalam waktu dekat sekira pekan depan akan ada KTT OKI di Mekkah yang khusus membahas krisis Suriah namun tentu kita akan mengusung isu Rohingya ini,” ujar Menlu Marty di Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri Jakarta kemarin.
“Indonesia perlu menyampaikan kepeduliannya dengan tegas dan lugas namun kita juga ingin menjadi bagian dari pencapaian solusi. Karena itu kita tidak ingin hanya menyampaikan emosi namun juga terlibat dalam mencari penyelesaian masalah ini,” tegas Marty.
Posisi Indonesia sendiri dijelaskan Marty, tidak dapat menerima tindakan diskriminatif dan represif yang terjadi dimanapun dan dengan alasan apapun.
Menurut Menlu Marty, penanganan masalah Rohingya ini merupakan satu paket dari proses reformasi dan demokratisasi di Myanmar yang memang belum sepenuhnya terjadi.
“Penanganan masalah Rohingya termasuk dalam satu paket dari proses reformasi dan demokratisasi di Myanmar. Hanya saja upaya untuk menangani masalah Rohingya ini sepertinya baru terlihat saat ini padahal isu ini telah menjadi perhatian sejak 2010 lalu,” ujar Marty.
Ditambahkan Marty, selama ini Indonesia sudah turut mendorong penyelesaian sejumlah masalah di Myanmar baik masalah politik maupun ekonomi.
“Terkait dengan adanya insiden yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa tentu kita sangat prihatin dan menentang tindakan-tindakan itu,” tegas Marty.
“Bantuan yang telah diberikan Indonesia bukan hanya berupa desakan-desakan namun, Indonesia juga bekerja di bawah Kerangka Sidang Umum PBB, baik kerangka 3 maupun dalam kerangka Dewan HAM PBB di Jenewa,” beber Menlu.
Tidak hanya itu, bantuan Indonesia juga terlihat melalui pemberian tempat penampungan bagi ratusan etnis Rohingya yang berada di wilayah Indonesia. Marty mengatakan saat ini terdapat 324 warga Rohingya yang berada di Indonesia.
Marty menegaskan, persoalan Rohingya bukan sekedar persoalan agama melainkan kemanusiaan.
“Kendati tidak dapat dipungkiri ada warna yang khas karena kelompok yang terlibat disini adalah etnis Rohingya yang beragama Islam. Namun pada dasarnya kita melihat ini dari kacamata kemanusiaan,” jelas Marty.
Pernyataan Marty ini disampaikan disela-sela acara buka puasa bersama yang dihadiri oleh para duta besar negara-negara sahabat baik dari ASEAN maupun OKI, para pejabat eselon 1 dan 2 Kementerian Luar Negeri, forum Duta Besar, anggota Komisi I DPR RI, pejabat dari lingkungan Kementerian Agama, tokoh lintas agama beserta dengan para wartawan di Gedung Pansila Kementerian Luar Negeri.(fq/okezone)