Ia menambahkan, Suharto juga dianggap berjasa dalam membangun infrastruktur dasar, seperti jalan, jembatan, waduk dan seterusnya. Kekurangan Soeharto, kata dia, hanya dalam masalah minimnya kebebasan dan demokrasi.
Meskipun kesukaan masyarakat terhadap Soeharto tetap tertinggi, namun pamor Presiden kedua itu terus mengalami penurunan.
“Kesukaan pada Suharto misalnya turun signifikan dari 36,5 persen di tahun 2011 menjadi 23,8 persen di tahun 2020. Untuk Presiden paling berhasil turun dari 40,5 persen di tahun 2011 menjadi 32,9 persen di tahun 2018,” ungkap Qodari.
Qodari menambahkan, siapapun yang ingin menjadi presiden 2024, perlu melihat rekam jejak presiden sebelumnya. Terutama dari para presiden yang paling disukai atau dianggap berhasil oleh masyarakat Indonesia.
“Setidaknya sebagaimana terlihat dari survei,” kata dia.
Survei dilakukan Indo Barometer 9-15 Januari 2020 kepada 1.200 responden. Survei menggunakan metode multistage random sampling dengan tingkat kesalahan (margin of error) mencapai 2,83 persen. (dt)