Dari enam negara Asean pertama (Singapura, Brunei, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Indonesia), negara yang angka indekskesehatannya paling rendah adalah Indonesia.
Untuk mencegah dan menghindari hal tersebut, maka perlu adanya perlindungan kesehatan secara maksimal terhadap warga miskin.
“Salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin agar setiap rakyat dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang minimal adalah kesejahteraan yang berkeadilan. Ini harus menjadi program pemerintah, “ ujar Direktur Utama (Dirut) PT Asuransi Kesehatan (Askes) Dr. Orie Andri Sutadji di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (9/2).
Menurutnya, tingkat kesehatan Indonesia ditandai dengan rendahnya angka kematian ibu (AKI), usia harapan hidup (UHH), dan angka kematian bayi (AKB), serta angka kematian balita dan anak (AKBA).
Dari enam negara Asean, AKI Indonesia mencapai 380, UHH Indonesia berkisar 66, 8 tahun, AKB-nya mencapai 33 jiwa dan AKBA-nya sekitar 45 jiwa. Sedangkan peringkat terbaik diduduki Singapura. Negara terkecil di kawasan Asia Tengara ini, papar Orie, AKI-nya nol jiwa dan UHH rata-rata warganya mencapai usia 78, 1 tahun.
Lebih parah lagi, sambung dia, Indonesia menempati rangking ke-110 dari 172 negara di dunia yang tingkat kesehatannya sangat rendah. Sedangkan, Singapura menempati urutan ke- 25, Brunei urutan ke-32, Malaysia urutan ke-59, Thailand urutan ke-70, dan Filipina urutan ke-77.
Terkait dengan hal itu, Orie meminta agar warga miskin diberikan hak asuransi kesehatan sosial secara nasional. “Pemerintah perlu mempercepat penyelesaian PP Undang-undang No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), ” katanya. (dina)