Eramuslim.com – Agar tidak lupa. Inilah gambaran kehidupan di Tolikara, Irian Barat, dimana umat islam menjadi minoritas dibawah kaum Kristen yang mayoritas. Artikel ini disalin dari laman republika online (31/7/15), namun warna “to;eransi” seperti di bawah ini sampai sekarang masih berlaku. Berikut artikelnya:
Masyarakat di Kabupaten Tolikara mengaku jika tidak mengikuti aturan GIDI, mereka akan diusir. Salah satunya, jika tidak mengecat Kios rumahnya dengan cat berwarna bendera Istrael.
“Kita kan ngikuti saja. Awalnya kan kios saya hijau. Catnya saya beli sendiri Rp 200 ribu,” kata Usman (43), salah satu pemilik kios, kepadaRepublika.co.id, beberapa waktu lalu. Usman mengaku jika pedagang tidak mengikuti aturan pemerintah di sana akan didenda bahkan diusir.
“Iya, harus dicat. Kalau tidak mau, kami pendatang disuruh pulang. Kita diusir, dilempar kaya anjing. Kasar orang hidup di sini,” ungkapnya menerangkan.
Dia menjelaskan, Kabupaten Tolikara jauh lebih keras ketimbang kabupaten lain. Warung di sana menggunakan tralis. “Kalau tidak begitu mereka masuk atau ada saja masalahnya. Bilang uang Rp 20 jadi Rp 100. Jika kita tidak kasih, kita kena sasaran.”
Usman 10 tahun tinggal di Tolikara. Di sana jika ada himbauan atau pengumuman akan menggunakan mobil keliling, salah satunya mengecat kios dengan warna bendera istrael.
“Ada pengumuman pakai mobil mereka menghimbau seluruh penduduk di Distrik Karubaga untuk mengecat seperti ini,” kata usman menerangkan.(ts/rol)