Menurut Ketua Komisi VI DPRRI, Didik J. Rachbini, Kebijakan impor beras dapat saja dilakukan untuk menambah pasokan sehingga dapat menekan kenaikan harga beras yang terus melambung tingg. Meski demikian tidak dibenar jika impor dilakukan untuk mengambil keuntungan.
"Impor untuk policy tidak apa-apa, tapi kalau impor untuk keuntungan ekonomi itu jadi soal, impor untuk suplay menjadi salah satu instrumen kebijakan," katanya dalam jumpa pers di gedung DPRRI, Kamis (14/12)
Menurutnya, Badan Urusan Logistik (Bulog) perlu memainkan fungsinya secara baik, terutama didaerah yang saat ini sedang mengalami kenaikan beras. Langkah itu dapat dilakukan dengan cara menggelar operasi pasar.
Lebih lanjut, Didik menegaskan pihaknya akan melakukan pengawasan ketat, terhadap upaya-upaya yang diambil oleh pemerintah dalam mengatasi kenaikan harga beras.
Ia tidak mau berandai-andai mencari penyebab kenaikan harga beras tersebut, dirinya memberikan kesempatan kepada pemerintah untuk mengambil langkah yang terbaik.
"Saya belum punya opsi apa-apa, perkenankan dulu pemerintah bekerja," tukasnya.
Meski demikian Didik menyatakan, kemungkinan kenaikan harga itu bisa saja disebabkan oleh beberapa hal, antara lain distribusi yang tidak lancar, dan adanya kemungkinan penimbunan sehingga stok berkurang.(novel)