UMKM Merugi
Sementara itu para pelaku bisnis UMKM mulai mengeluhkan kondisi lemahnya rupiah pada dolar saat ini. Ini terutama dialami pelaku UMKM yang berkaitan dengan industri logam.
Salah satunya di Daerah Ngigas Waru, Sidoarjo, Jatim yang terkenal dengan industri logamnya.
Menurut Rony, pelaku UMKM, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar juga memengaruhi indusrti UMKM, terutama yang menggunakan bahan baku besi yang mengikuti harga dolar.
“Secara tidak langsung bahan baku mengalami kenaikan harga beli,” ujar Ronny.
Para perajin kini harus mengeluarkan modal lebih hingga mencapai 10 persen dari harga biasanya untuk beli bahan baku setelah adanya kenaikan nilai dolar terhadap rupiah.
“Akibatnya para perajin mau tidak mau harus merugi,” jelas Ronny.
Selain adanya kenaikan bahan baku logam, para perajin di Ngigas Waru Sidoarjo, juga mengeluhkan tingginya biaya produksi yang juga mengalami peningkatan.
Terlebih lagi saat ini pelaku UMKM, tidak mampu mengontrol penurunan daya beli konsumen yang terjadi akibat meningkatnya kenaikan nilai dolar terhadap rupiah. (viva/ psid)