‘Agama Islam dan apa yang dikandungnya, baik berupa pokok pikiran politik, kebebasan maupun kedaulatan rakyat dan juga sebagai kontrol terhadap penguasa sejalan dengan demokrasi dan dapat merealisasikan peralihan kekuasaan secara damai’.
Ini merupakan salah satu butir kesimpulan dari pertemuan The International Forum for Islamist Parliamentarian (IFIP) yang baru usai dilaksanakan Ahad, 21/1 di Jakarta.
Perhelatan yang dihadiri oleh sekitar 200 anggota parlemen dari 18 negara telah menelurkan sejumlah kesimpulan dan kesepakatan.
Sejumlah kesimpulan dari diskusi-diskusi tersebut atas masalah-masalah dunia Islam antara lain bahwa agama Islam dan apa yang dikandungnya, baik berupa pokok pikiran politik, kebebasan maupun kedaulatan rakyat dan juga sebagai kontrol terhadap penguasa sejalan dengan demokrasi dan dapat merealisasikan peralihan kekuasaan secara damai.
Selain itu pertemuan yang digelar sejak 19 hingga 21 Januari 2006 itu menghasilkan kesimpulan bahwa proses reformasi yang berdasarkan pada partisipasi, saling membela, dan jauh dari kekerasaan merupakan solusi yang tepat untuk melakukan perubahan negeri-negeri Islam.
Pertemuan ini juga mengkritisi banyaknya seruan pihak asing untuk reformasi dan demokrasi. Semua itu harus jelas tujuan dan batasannya, karena itu jangan tertipu dan tergoda dengan seruan tersebut. Sebaliknya, hal tersebut juga diharapkan agar tidak menjadi penghalang dan justifikasi untuk tidak melakukan reformasi serta menolak kediktatoran yang licik.
Dalam masalah peradaban, pertemuan ini menelurkan pemikiran bahwa Peradaban Islam adalah peradaban dialogis yang sangat mampu untuk beradaptasi dengan berbagai perkembangan.
Untuk masalah Palestina, pertemuan ini berpandangan bahwa masalah Palestina masih merupakan problema sentral umat Islam dunia, tanpa mengecilkan masalah–masalah lain, khususnya Irak yang kini menghadapi pendudukan yang bengis dan ancaman pembersihan etnis. Kondisi ini sangat genting dan mengancam eksistensi Irak dan kawasan sekitarnya.
Beberapa Kesepakatan Yang Dihasilkan
Pertemuan yang baru pernah diadakan ini juga menyepakati sejumlah hal penting, yakni:
1. Dibentuknya Forum Internasional untuk anggota parlemen muslim dan menetapkan Jakarta sebagai kantor pusat.
2. Meningkatkan peran gerakan Islam di dalam parlemen secara khusus dan politik secara umum yang sesuai dengan pokok–pokok syari’at Islam dan merealisasikan kepentingan ummat secara keseluruhan.
3. Pemetaan kerja yang sistematis dalam upaya melawan korupsi dan kebijakannya sehingga dapat membangkitkan dan mengembangkan ummat.
4. Pembelaan terhadap rakyat Palestina dan menyerukan segenap faksi di Palestina untuk bersatu melawan Zionis dengan tetap menghormati kehendak dan keinginan rakyat Palestina.
5. Menyerukan kepada negara–negara Arab serta kaum muslimin untuk mendukung perjuangan rakyat Palestina dan membantu dengan berbagai upaya untuk membuka seluruh blokade atas Palestina
6. Menyerukan kepada PBB dan lembaga–lembaga terkait untuk membebaskan para tahanan Palestian khususnya anggota parlemen Palestina, seperti Dr. Aziz Duwaik – ketua parlemen legislatif Palestina.
7. Memrotes keras pendudukan tentara asing atas Irak dan segala usaha memecah belah masyarakat Irak.
8. Menyerukan kepada negara-negara Islam agar membantu rakyat Irak dan tidak membiarkan mereka menjadi mangsa penjajah.
9. Memrotes keras segala bentuk kekerasan dan aksi terorisme, dan menyerukan dilakukannya dialog sebagai sarana yang efektif untuk saling memahami pihak lain apa pun agama, warna kulit, negara, dan pemikiran.
10. Mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada pemerintah Indonesia atas dukungan dan partisipasinya sehingga pertemuan IFIP pertama dapat terselenggara dengan baik dan sukses. (ust/ifip)