IFD: Tertawa Bersama Pelawak, Simbolisasi Negara Dikelola Para Badut

tertawaEramuslim.com – Langkah Presiden Joko Widodo mengundang para komedian di Istana saat negara kesulitan menghadapi problem ekonomi dan manuver Freeport, tidak sepantasnya dilakukan. Hal itu justru menjadi “simbolisasi” bahwa negara dikelola seperti drama para badut.
Analisis itu disampaikan Peneliti Indonesia for Democracy, Muhammad Salahuddin kepada intelijen (17/12).
“Tak pantas Jokowi mengundang komedian di saat Indonesia sedang mengalami kesulitan ekonomi sekarang ini,” ungkap Salahuddin.
Salahuddin mensinyalir, bahwa langkah Jokowi mengundang komedian ke Istana adalah bentuk simbolisasi Istana mentertawakan sidang Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) di parlemen. “Caranya salah, justru yang ditempuh Jokowi merendahkan Istana dan menyepelekan masalah yang dihadapi bangsa Indonesia,” papar Salahuddin.
Sebelumnya, Presiden Jokowi memanggil para komedian ke Istana Negara Jakarta untuk makan bersama (16/12). Presiden Jokowi didampingi Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno.
Pada kesempatan itu sebelum acara makan bersama, masing-masing pelawak yang diminta untuk menyampaikan pesan-pesan dalam acara bincang santai. Tidak jarang masing-masing pelawak dengan gayanya yang khas mengundang tawa membuat suasana di Istana Negara semakin akrab.
Mereka yang diundang hadir di antaranya Butet Kertarajasa, Djaduk Ferianto, Slamet Rahardjo, Eddy Soepono (Parto Patrio), Andre Taulany, Entis Sutisna (Sule), Tri Retno Prayudati (Nunung), Lies Hartono (Cak Lontong), Toto Muryadi (Tarzan), dan Sujarwo (Jarwo Kwat).(ts/pm)