Ichsanudin Noorsy Ingatkan Persoalan Besar Freeport Jangan Sampai Dilupakan

ichsanuddinEramuslim.com – Pengusutan kasus dugaan pemalakan saham Freeport yang mengaitkan Ketua DPR-RI Setya Novanto sebagaimana yang terungkap dalam laporan rekaman yang diserahkan Menteri ESDM Sudirman Said ke Majelis Kehormatan Dewan (MKD) sangat penting. Namun, hal itu jangan sampai mengaburkan masalah perusahaan tambang asal Amerika Serikat tersebut.

“Masyarakat jangan cuma fokus ke Setya Novanto. Upaya Freeport Indonesia untuk memperpanjang kontrak dan mendapat ijin ekspor konsentrat di saat proses permunian belum selesai. Maka, hal itu harus dipantau juga,” tegas Analis Ekonomi Ichsanudin Noorsy di Jakarta, Kamis (19/11/2015).

Menurutnya, dalam melakukan manuver politik, Sudirman Said tidak mungkin bekerja sendirian, tentunya ada pihak lain yang memberikan dukungan dan fasilitas penuh.

“Perlu dicermati juga kebenaran pihak-pihak yang memang serakah ingin mendapatkan saham 10,36% dan proyek pembangkit listrik untuk smelter Freeport Indonesia. Masyarakat jangan terpancing adu domba Freeport dengan Sudirman Said lewat kontruksi pembocoran transkrip dialog Setnov,” jelasnya.

Kasus polemik Petral dan Freeport seharusnya diambil sebuah pelajaran yang luas, bahwa Freeport Indonesia merupakan bagian perang sumberdaya jangka panjang.

“Kasus Freeport menjadi bagian dari perang ekonomi berbasis sumberdaya alam untuk jangka panjang,” pungkasnya.

Senada dengan hal ini, Anggota Komisi IV DPR RI, Daniel Johan mengatakan jika dengan adanya laporan Menteri ESDM Sudirman Said soal adanya oknum DPR RI yang meminta saham kepada PT Freeport harus menjadi momentum baik bagi pemerintahan Jokowi-JK.

Salah satunya, untuk mengkaji kembali kontrak kerja yang akan habis pada 2021 nanti, serta mengungkap adanya praktek lobi dalam setiap perpanjangan kontrak tersebut.

“Ini momentum, yang dibaca adalah penjarahan pelanggengan emas di Indonesia, dia (PT Freeport) kan melakukan lobi, kita bongkar pratek bisnis di Freeport itu,” ucap Daniel, di Komplek Parlemen, Senayan, Rabu (18/11/2015).

Sementara itu, dalam kesempatan yang berbeda, politikus PDI Perjuangan Masinton Pasaribu mengingatkan agar publik tidak terkecoh dengan polemik yang berkembang saat ini, sebab peristiwa ini tidak hanya sebatas pencatutan nama presiden saja.

“Ada pengalihan adanya soal perpanjangan kontrak PT Freeport, jangan terkecoh meski persoalan SN di etiknya, tetapi ini membuktikan Freeport yang dilakukan dengan SN upaya melobi para pejabat kita untuk mengeruk emas di Papua sebesar-besarnya,” tukas Masinton.(ts/rn)