Hujan yang mengguyur Jakarta sejak akhir Januari sampai awal Februari telah menyebabkan banjir di beberapa wilayah Jakarta. Curah hujan dengan intensitas cukup tinggi masih berpeluang terjadi di Jakarta, sepanjang Februari 2007 ini.
Sejumlah wilayah di Jakarta berpotensi banjir. Di Jakarta Barat, banjir berpotensi terjadi Kalideres, Kembangan, Pesanggrahan, dan Palmerah. Sedangkan potensi banjir dengan skala menengah di wilayah ini terjadi di kawasan Kapuk dan Cengkareng.
Adapun wilayah lain yang berpotensi banjir dengan skala menengah adalah Mampang, Tegal Parang, Tebet, Kebonbaru, Bukit Duri, Kampung Melayu dan Kemayoran. Sementara banjir berskala ringan berpotensi terjadi di daerah Penjaringan, Pluit, Tanjungpriok, Koja, Cilincing, Kelapa Gading, Cakung, dan Pejaten.
Berdasarkan pemantauan eramuslim pada Jum’at (2/2), banjir merendam rumah sekitar delapan rukun warga diwilayah Kelurahan Cililitan Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur. Semula warga menduga genangan air akan cepat turun, namun tak kunjung surut hinga semalam penduduk mengungsi kedaerah yang tinggi
di antaranya di pelataran toko dan di Gedung Yayasan Masjid Al-Hawi.
Sementara itu, luapan Sungai Ciliwung sudah mulai bergerak naik ke jalan Raya Kalibata, sehingga menyebabkan akses dari Jalan Dewi Sartika menuju Pasar Minggu, Jakarta Selatan ditutup sementara.
Hujan dengan intensitas tinggi juga menyebabkan genangan air di seluruh ruas jalan, antara lain jalan Oto Iskandardinata menuju terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur. Kondisi ini diperparah akibat pembangunan jalur Busway, yang menyebabkan struktur jalan berubah, sehingga resapan daerah air berkurang karena dipakai sebagai badan jalan. Hal ini juga mengakibat kesulitan akses menuju tempat tinggal penduduk, karena harus melalui genangan air yang tingginya mencapai pinggang orang dewasa.
Untuk jalur lalu lintas dari terminal Kampung Melayu yang melalui Pasar Jatinegara menuju Matraman dan Bukit Duri, sampai Kebon Pala, telah ditutup sejak ketinggian air dipintu air Manggarai melewati batas normal 750 cm.
Posko Banjir Dibangun
Banjir yang telah menjadi langganan warga Ibukota ini telah membangkitkan rasa simpati dari organisasi sosial dan partai politik, mereka mulai mendirikan posko banjir didekat tempat pengungsian.
Salah satu Petugas Dapur Umum Posko Banjir PKPU, Loli mengaku sejak awal datang banjir sudah mendirikan posko bantuan logistik, dan pengobatan, namun untuk pemberian bantuan dalam bentuk barang seperti selimut dan perlengkapan lainnya belum dilakukan.
"Ya kita di sini hanya membuat posko dapur umum, logistik, tapi kalau memberikan selimut atau barang lain kepada pengungsi belum, karena belum mencukupi jumlah barangnya, " jelanya.
Ia menyatakan, untuk evakuasi korban banjir didelapan rukun tetangga kelurahan Kampung Melayu ini sudah disiapkan juga beberapa buah perahu karet antara lain dari Suku Dinas Provinsi DKI Jakarta, dan juga bantuan dari lembaga kemanusian BSMI.
Para pengungsi banjir diwilayah Kampung Melayu terpencar diberbagai tempat antara lain, di parkiran Rumah Sakit Hermina, Sekolah Santa Maria, Bangunan Showroom Suzuki, dan semua tempat itu berada tidak jauh dari jalan raya.
Jumat pagi, ketinggian air di Pintu Air Manggarai, Jakarta Selatan, mencapai 910 centimeter. Ketinggian ini sudah melewati batas normal, yaitu 750 cm. Dengan naiknya ketinggian air tersebut, maka Jakarta hari ini sudah masuk dalam katagori status Siaga Satu.
Sejak dini hari tadi sekitar pukul 01.00-02.00 WIB, ketinggian air sempat mencapai 920 cm. Ketinggian air di Pintu Manggarai hari ini diperkirakan bisa bertambah karena hujan masih turun di Depok dan Bogor, dan kemungkinan hujan deras masih akan mengguyur Jakarta. (novel)