Ratusan orangdari ormas Islam Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) menggelar aksi keprihatinan umat di Bundaran HI, Jakarta, Selasa (11/3). Aksi damai yang dilakukan serentak di 18 kota ini, menyikapi situasi nasional yang dilanda berbagai masalah sosial, ekonomi serta bencana alam.
Dalam aksi tersebut, HTI mendesak agar pemerintah menuntaskan kasus-kasus seperti kelaparan, gizi buruk, kemiskinan dan pengangguran, kenaikan harga bahan pokok, masalah lingkungan hidup, serta korupsi.
"Pemerintah harus segera bertindak tepat untuk mencegah jatuhnya korban akibat kekurangan pangan, serta memperbaiki infrastruktur jalan yang rusak, " tegas juru bicara HTI M Ismail Yusanto di sela-sela aksi.
Ia menegaskan, permasalahan yang tak kunjung selesai menimpa bangsa Indonesia, terutama kemiskinan sebagai akibat sistem Kapitalisme yang sangat individualis, sehingga menimbulkan dampak erosinya rasa kepedulian dan tolong-menolong.
Karena itu, lanjut Ismail, sudah saatnya untuk menerapkan sistem alternatif yang shahih selain kapitalisme, untuk mengakhiri berbagai permasalahan bangsa, salah satunya kemiskinan.Dalam kesempatan itu, Ia juga mengingatkan agar pemerintah menolak campur tangan lembaga dan negara asing dalam pengaturan ekonomi di Indonesia.
Aksi yang berlangsung singkat ini, cukup menyedot perhatian para pengendara. Sebab, ada satu keranda mayat yang diikutkan dalam aksi. Keranda mayat yang dibawa itu melambangkan, matinya nurani pemerintah di bawah pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Peserta aksi juga membentangkan berbagai spanduk dan poster yang mengecam pemerintah. Tulisan pada spanduk antara lain, "Tegakkan Khalifah", "Nurani Pemerintah Telah Mati." Aksi ini mendapatkan pengawalan sekitar 20 orang personel polisi.(novel)