HTI Tak Tutup Kemungkinan Jadi Parpol

Dalam Konferensi Internasional bertema “Saatnya Khilafah Memimpin Dunia” yang digelar pagi hingga siang ini, Ahad (12/8), Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia, Muhammad Ismail Yusanto menyatakan bahwa HTI tidak menutup kemungkinan menjadi parpol.

“Di sejumlah negara, Hizbut Tahrir telah membuktikan diri sebagai partai politik yang layak diperhitungkan, ” ujarnya. Ketika ditanya wartawan apakah rencana itu sebagai bentuk ketidakpuasan atas parpol Islam yang sudah ada, Ismail Yusanto mengelak dan mengatakan bahwa selama ini hubungan antara HTI dengan parpol-parpol yang berasaskan Islam baik-baik saja.

“Hanya saja kami tidak sependapat dengan jalan demokrasi, karena dalam demokrasi itu kan kekuasaan dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat. Padahal bagi kami, hakikat kekuasaan adalah dari Allah untuk kemashlahatan umat, ” tambahnya.

Berkenaan dengan dicekalnya sejumlah pembicara dalam konferensi ini, Ismail Yusanto menyatakan kekecewaannya. Seperti yang telah diberitakan sebelumnya oleh beberapa media, dua pembicara dari Australia dan Inggris, Ismail al-Wahwah dan Imron Wahid, tiba di Bandara Soekarno Hatta dan begitu menginjakkan kakinya di Indonesia, aparat keamanan RI memerintahkan keduanya untuk kembali ke negaranya masing-masing.

“Kami mengecam keras tindakan itu. Mengapa kedua orang yang tidak pernah merugikan bangsa ini tidak boleh datang ke sini, sedangkan orang-orang yang jelas telah merugikan bangsa ini boleh saja keluar masuk?” tandas Yusanto.

Selain itu, aparat kepolisian juga “mencekal” Ketua Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab dan Pemimpin Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) Ustadz Abu Bakar Ba’asyir sebagai pembicara.

“Bukan itu saja, dalam mengurus perizinan acara, kita juga mengalami kesulitan, ” tambah Yusanto.

Bisa jadi, ini merupakan sikap resmi dari pemerintah kita dan aparatur negaranya sekarang ini, di mana menggelar dangdutan jauh lebih mudah ketimbang menggelar acara dakwah. Jika demikian, bukan hal yang aneh jika negara ini akan terus meluncur ke jurang kebinasaan.(Rizki)