Jakarta. Ketua Lajnah Siyasiyah DPP Hizbut Tahrir Indonesia Harits Abu Ulya menyatakan bahwa HTI dengan tegas mengutuk bom Cirebon dan mendesak pemerintah untuk mengusut tuntas teror tersebut.
“Kita kutuk dan kecam tindakan tersebut, apalagi di masjid disaat orang shalat Jum’at, tidak ada alasan syar’i dan logis itu boleh dilakukan,” ujarnya Sabtu (16/4) pagi lalu di Jakarta.
Semua pihak tidak perlu spekulasi dan membangun asumsi yang menggiring ke opini tertentu apalagi langsung dikaitkan dengan pihak-pihak tertentu. “Makanya, aparat wajib segera ungkap tuntas hingga semuanya clear!” desaknya.
Menurutnya, jika pemerintah mau tuntaskan masalah terorisme maka harus objektif dan holistik, mulai dari akar masalahnya. “Karena kita lihat solusi penguasa melahirkan masalah baru!” ujarnya, sambil menyatakan banyak terjadinya salah tangkap dan salah tembak.
Intelijen Hitam
Harits pun menduga kuat bahwa bom Cirebon ini merupakan desain intelijen hitam dengan modus hipnotis. “Dugaan saya, ini radikalisasi terhadap kelompok atau person tertentu untuk proyek kontra terorisme, modus bisa dengan hipnosis, dll. intelijen hitam bisa bermain,” prediksinya.
Di samping itu, pelakunya pun belum tentu Muslim. “Kalau perlu pelaku yang tewas itu dicek, apa dalam keadaan dikhitan atau tidak? Siapa tahu non Muslim… kalau bom paket kehilangan jejak pelakunya, tinggal tes DNA dan lacak backgroundnya…” sarannya.
Ia pun menolak bila kejadian ini dijadikan alasan untuk segera mensahkan RUU Intelijen yang sarat dengan pasal karet dan represif yang saat ini tengah digodog DPR.(joy)