HTI Bandung Unjuk Rasa, Tuntut Hukuman Mati Bagi Penghina Nabi SAW

Setelah menyampaikan protesnya di depan Kantor Kedutaan Besar Denmark di Jakarta kemarin, sekitar 300-an Hizbut Tahrir Indonesia di Kota Bandung, berunjuk rasa di depan pintu gerbang Gedung Sate, Bandung, Kamis (21/2), menuntut hukuman mati bagi pelaku pelecehan terhadap Nabi Muhammad SAW.

Aksi Hizbut Tahrir di Bandung itu sebagai reaksi atas pemuatan kembali kartun yang menghina Nabi Muhammad oleh koran terkemuka di Denmark, Jyllands-Posten, serta tiga koran lainnya di Eropa, yakni di Swedia, Belanda dan Spanyol.

Dalam pernyataan sikapnya, Hizbut Tahrir menilai kasus pelecehan Islam dan Nabi Muhammad lewat kartun yang dirilis beberapa surat kabar di Eropa tidak dapat dilepaskan dari slogan "war on terorism" yang diusung oleh AS, Eropa dan sekutunya.

Peserta yang berpakaian hitam-hitam itu melakukan orasi dan mengibarkan bendera hitam-putih "Liwa dan Roya." Selain itu juga dua bentangan kain hitam yang bertuliskan lafadz Takbir dan Syahadat terbentang di gerbang Kantor Gubernur Jawa Barat itu.

"Pemuatan kartun itu sebuah kesengajaan, untuk itu kami menuntut mereka, para pelakunya dihukum mati, " kata Kordinator Lapangan Aksi Hizbut Tahrir di Bandung, Lutfy Afandi.

Menurut Lutfy, tidak ada keputusan lain yang paling tepat untuk penghina Islam dan Rasulullah SAW kecuali hukuman mati. Perbuatan yang telah berulang-ulang dilakukan oleh koran di Eropa itu merupakan bentuk doktrim HAM yang desktruktif.

Alasan mereka sebagai komitmen terhadap kebebasan berbicara, kata Lutfy, salah kaprah karena faktanya ternyata kebebasan untuk melakukan, apapun termasuk mendiskreditkan, menghina dan melecehkan Islam dan Nabi Muhammad SAW.

"Untuk itu usung Syariah dan tegakkan Khilafah demi membela Islam dan kehormatan umat. Kami mengutuk keras penghinaan itu, " tegas Lutfy.

Pada kesempatan itu, Hizbut Tahrir meminta kepada seluruh umat Islam bahu membahu membela kehormatan Rasulullah SAW serta mewaspadai setiap upaya kaum kafir penjajah, berserta antek-anteknya yang dengan sengaja menyerang keagungan ajaran Islam termasuk kewajiban untuk menegakkan Khilafah.

Hadir pula pada aksi massa di Bandung itu, Faridz Al-Ghozi yang sempat menyampaikan tausiahnya dalam aksi massa itu. Ghozi mengingatkan kepada Umat Islam untuk tidak mundur dalam membela kehormatan Islam dan Rosullullah SAW.

"Siapapun yang diganggu keluarganya, temannya atau orang dekatnya, pasti akan melakukan pembelaan. Apalagi yang dihina adalah keyakinan dan Rosul kita semua, tak ada kata lain wajib untuk membelanya di jalan jihad, "imbuhnya. (novel/ant)