Eramuslim.com – Indonesia Police Watch (IPW) mengecam keras sikap elit pemerintah yang menganggap enteng kasus kematian 17 orang akibat “neraka macet” di Brexit (Brebes Exit) atau pintu tol Brebes.
Ucapan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, Kepala Korps Lalu Lintas Polri (Kakorlantas), Irjen Agung Budi Maryoto serta pejabat lainnya yang menganggap enteng kasus kematian pemudik sangat menyakitkan keluarga korban.
“Hal itu juga menunjukkan betapa para pejabat itu tidak amanah,” jelas Ketua Presidium IPW Neta S Pane dalam keterangan tertulis kepada redaksi, Senin (11/7).
Neta menyebutkan, alasan infrastruktur dan terbatasnya lebar jalan, sementara jumlah arus mudik melonjak menunjukkan pejabat tersebut tidak paham dengan tugasnya.
“Semua orang juga tahu bahwa lebar jalan cuma segitu-gitu saja, sebab itu diperlukan jendral bintang dua jadi Kakorlantas dan Kapolda Jateng agar bisa melakukan rekayasa lalulintas serta mengantisipasi kondisi darurat,” papar dia.
“Kalau para pejabat itu cuma pasrah dengan infrastruktur yang ada, sebaiknya jabatan Kakorlantas dan Kapolda Jateng cukup dipegang polisi berpangkat Bripka yang memang memiliki wawasan terbatas.”
Neta pun mengingatkan Kakorlantas dan Kapolda Jateng bahwa saat meresmikan Tol Brebes, Presiden Jokowi “berjanji” tol itu untuk memperlancar arus mudik.
“Tapi sayangnya, para pejabat yang ada tidak tanggap dengan keinginan presiden,” demikian Neta.(ts/rmol)