Eramuslim.com – Begitu kejinya dusta-dusta yang disebarkan oleh media mainstream sekarang ini. Berita KOMPAS yang sempat heboh karena menyebutkan bahwa Kerajaan Arab Saudi mengubah SEMUA penanggalan dari Hijriah ke Masehi ternyata berita HOAX belaka.
Sebelumnya dalam berita Senin, 3 Oktober 2016 berjudul “Arab Saudi Resmi Gunakan Kalender Masehi”, KOMPAS menuliskan bahwa Kalender Masehi akan menggantikan peran Kalender Hijriah dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Saudi.
Mendengar kabar itu, seorang admin fanpage facebook Suara Madinah yang tinggal di Arab Saudi angkat suara dan mengklarifikasi berita tersebut.
Ia mengatakan bahwa sampai saat ini kalender Hijriah masih berlaku dan digunakan di Arab Saudi. Sedangkan informasi terkait pergantian dari Hijriah ke Masehi hanyalah pada sistem tiket pesawat terbang karena berkaitan dengan dunia Internasional.
“Saudi tidak meninggalkan kalender Hijriah, kecuali tiket pesawat karena Internasional. Bahkan beli hp, kertas laundry, janji, semuanya pakai Hijriah,” tulis admin, Selasa 4 Oktober 2016.
Ia mengungkapkan, munculnya klarifikasi yang ia tulis karena gemas dengan media Indonesia yang terlalu berlebihan.
Berikut ini kutipan lengkap dari fanpage Suara Madinah:
SAUDI TIDAK MENINGGALKAN HIJRIAH
—
Saudi tidak meninggalkan kalender Hijriah, kecuali tiket pesawat karena Internasional.
Bahkan beli hp, kertas laundry, janji, semuanya pakai Hijriah.
Berita Indonesia selalu membesar-besarkan, di sini selalu memakai kalender Hijriah bahkan kalender Masehi diletakkan di kedua setelah kalender Hijriah.
Berita sementara, hanya gaji yang pakai tanggal Masehi, tapi saya belum dapat info dari SPA berita paling resmi Arab Saudi.
Kalau pun nanti harus mengikuti kalender masehi, maka itu semata-mata demi KEMASLAHATAN dan itu tidak mengapa.
Karena :
1. Sebagian besar pekerja hingga tenaga ahli adalah warga non Saudi yang negara mereka memakai kalender Masehi.
2. Kalau pun memakai kalender Masehi itu terbatas pada gaji saja, toh kami mahasiswa bulan ini masih dapat gaji tanggal 28 Dzhul hijjah kemarin.
3. Tanggal Hijriah sudah sangat membudidaya bagi warga saudi maupun non Saudi yang sudah lama bekerja. Sebagai contoh : saya laundry pakaian, kemudian mereka memberi kertas bukti pengambilan dengan tanggal hijriah, dan itu sempat membuat saya bingung. Karena terbiasa menggunakan tanggal masehi.
4. Saya juga membuat janji terhadap warga lain, mereka menyebut tanggal 24 maka saya kira 24 bulan Masehi ternyata bulan Hijriah.
5. Penanggalan Masehi tidak sah secara akidah Islam, karena kita berkeyakinan bahwa Nabi Isa alaihissalam diangkat Allah dan bukan dibunuh sebagaimana keyakinan kini.
6. Penanggalan hijriah adalah paling otentik, karena dipakai di semua dinasti dinasti Islam sejak Khilafah Umar Bin Khathab, sehingga terbukti kebenaranya dan tidak ada satupun yang menolak keotentikannya. Berbeda dengan penanggalan lain yang sudah terlalu kuno dan kehilangan otentiknya.
7. Kami mahasiswa libur hampir 4 bulan tanpa sekolah dan tiket dibayarkan pulang pergi. Tapi tahukah anda berapa riyal yang diberikan kerajaan secara cuma-cuma? Di rekening saya sendiri ada 3350 SAR ada 10 juta lebih. Walhamdulillah.
8. Bukan masalah jika Saudi hanya menambah kalender Masehi setelah Hijriah untuk memberi gaji pekerjanya, yang menjadi masalah adalah kita yang tidak hapal tanggal berapa hijriah sekarang?
9. Nanti bakal muncul penyesatan media hanya karena perubahan waktu gaji, misalnya :
Media A : Saudi menuju ke Ekonomi Liberal.
Media B : Saudi mulai meninggalkan kalender Hijriah.
Media C (Berbau khawarij) : Perubahan kalender Masehi, Saudi pro Amerika.
Media D : 2023 Saudi las vegas kedua.
Mungkin sudah ada yang begitu. Tapi saya sudah setahun tidak buka dan melihat media-media kita yang penuh dusta dan “kepentingan”.
—-
Admin Suara Madinah (ts/ppy)