HNW; Sepanjang Sejarah Dunia, Islam Justru Jadi Korban Terbesar Teroris

Dia mencontohkan istri seorang anggota polisi di Polda Riau yang bercadar namun ternyata merupakan korban teror beberapa waktu lalu. Kemudian ia mencontohkan Kiai Agus Salim, seorang pejuang dan pendiri bangsa yang juga berjenggot panjang.

“Apakah Agus Salim termasuk terorisme? tentu saja tidak,” tegasnya.

Selain itu, ia juga memberi contoh mengenai solidaritas terhadap Palestina yang pertama kali dilakukan oleh Bung Karno. Bukti solidaritas tersebut ditunjukan dengan menolak Israel menjadi peserta KTT Asia Afrika di Bandung pada 1955 dengan alasan Israel menjajah Palestina.

“Selama Israel menjajah Palestina, maka selama itu pula Indonesia tak akan membuka hubungan diplomatik dengan Israel,” ujar Hidayat.

Bukan itu saja, ia mengatakan bahwa Bung Karno juga pernah melarang tim sepakbola Indonesia bertanding melawan kesebelasan Israel dengan alasan yang sama. Bung Karno, ungkap Hidayat, memegang prinsip lebih baik tidak mengikuti Piala Dunia daripada bertanding dengan Israel. Sehingga tidak alasan untuk menyebut solidaritas terhadap Palestina sebagai tanda terorisme.

“Kalau mau jujur, pelaku teror terbesar di dunia itu bukan karena agama dan bukan pula pengikut agama. Teror tidak mendatangkan keuntungan bagi agama apa pun,” ungkapnya.

Oleh karena itu, menurutnya, tuduhan terhadap Islam sebagai radikalisme atau terorisme tak perlu ditanggapi dengan melakukan penghakiman jalanan. Jika perlu, kata dia, ajak para pelaku radikalisme tersebut untuk berdiskusi lalu paparkan fakta-fakta bahwa umat Islam itu bukan teroris.

Hidayat menilai perlu adanya komunikasi atau dialog dengan mereka yang melakukan fitnah terhadap Islam dan umatnya. Tentunya, ia berharap umat Islam memiliki wawasan yang lebih hebat dan lebih bagus untuk mengalahkan argumen para teroris.