Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Jakarta Barat melakukan aksi damai di Bunderan Hotel Indonesia (HI).
Demonstran meminta kepada para tim sukses Joko Widodo-Basuki T Purnama (Ahok) untuk tidak menghina ulama dan para ustadz yang mengkritik terhadap kepemimpinan Jokowi tidak amanah.
Pasalnya, tindakan para pendukung Jokowi-Ahok ini dinilai oleh HMI sebagai bentuk tindakan yang keterlaluan. Ketua Umum HMI cab Jakarta Barat, Rhezki Jovie Pratama mengatakan, sebelumnya Rhoma Irama yang dinilai menyebarkan SARA, sekarang yaitu Ustadz Yusuf Mansyur.
Menurutnya, apa yang salah dari seorang mubalig yang berdakwah dan mengingatkan umat Islam sesuai dengan sumbernya yakni al-Qur’an dan Hadits.
“Ustadz Yusuf Mansyur hanya mengingatkan jamaahnya yang ditulis dalam akun twitter, tapi tiba-tiba beliau diserang dan dihujat oleh relawan kotak-kotak dengan bahasa yang sungguh sangat menyakitkan ummat muslim, ini pemilu gaya apa?,” kata Jovie di Jakarta, Minggu (9/9/2012).
Jovie menjelaskan, sebagai keluarga besar HMI meminta kepada relawan Foke-Nara dan Jokowi-Ahok untuk tidak mengusik dan menganggu serta menghina ulama Islam yang sedang berdakwah dan mengingatkan ummat.
“Sebab, menganggu ulama sama saja menganggu umat Islam. Kami akan selalu berada di garda terdepan untuk membela ustadz dan ulama dalam menjalankan syiar Islamnya, apalagi sampai ulama dan ustadz kami yang notabenenya pemimpin dihujat dan dihina,” tandasnya.
Untuk diketahui, Ustadz Yusuf Mansyur dalam account twitternya menulis soal pemimpin yang amanah. Hal ini dikaitkan dengan kepempinan Jokowi yang masih aktif di Wali Kota Solo, Jawa Tengah sampai 2015 mendatang.
Dalam Twiitnya tersebut langsung mendapat respon dari account yang selama ini membela Jokowi. Seperti misalnya, “@kurawa: tapi ingat tad substansi&timing anda bcr spt itu jgn pikir kita ini bodoh” yusuf hanya menjawab “wooo… Maaf ya. Maafin saya. Ga mikir gitu koq”.
@asbabul_junub: Ente dibayar berapa sama Foke? ustad abal2 ente nih” kemudian dijawab dengan santai “(Maksudnya? Saya paham, pasti ttg tweet saya ya? Itu universal Pak),” balas YM sebutan nama Yusuf Mansyur
Dalam aksinya para mahasiswa ini mengenakan baju koko dan membawa spanduk serta poster, ‘Jangan Hina Ustadz Kami’, menyampaikan kitab suci itu bukan SARA. ‘Cintai Ulama Jangan Sakiti’. ‘Musuh Ulama=Musuh Kami’. ‘Stop Penghinaan ustad dan ulama’. ‘Jangan pojoki ulama lewat twitter’. Aksi ini cukup menarik dan menjadi perhatian para pengguna jalan.(fq/inilah)