Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) menghimbau umat Islam meyakini, bahwa pilar dan inti dari ibadah haji adalah wukuf di Arafah dan hari Arafah itu sendiri adalah hari ketika jamaah haji di tanah suci Ibadah haji adalah (wukuf) di Arafah yang jatuh pada Jum’at (29/12).
"Maka mestinya, umat Islam di seluruh dunia yang tidak sedang menunaikan ibadah haji menjadikan penentuan hari Arafah di tanah suci sebagai pedoman. Bukan berjalan sendiri-sendiri seperti sekarang ini," ujar Juru Bicara HTI Ismail Yusanto kepada pers di Jakarta, Jum’at (29/12).
Seperti yang diperintahkan Nabi, katanya, pelaksanaan Idul Adha harus mengikuti Wukuf di Arafah. "Hari Raya Idul Fitri kalian adalah hari ketika kalian berbuka (usai puasa Ramadhan), dan Hari Raya Idul Adha kalian adalah hari ketika kalian menyembelih kurban, sedangkan Hari Arafah adalah hari ketika kalian (jamaah haji) berkumpul di Arafah," sambungnya.
Menurutnya, berdasarkan ketentuan ru’yat global, yang dengan kemajuan teknologi informasi dewasa ini tidak sulit dilakukan, maka Amir Makkah berdasarkan informasi dari berbagai wilayah Islam dapat menentukan awal Dzulhijjah, Hari Arafah dan Idul Adha setiap tahunnya dengan akurat.
"Dengan cara seperti itu, kesatuan umat Islam, khususnya dalam ibadah haji dapat diwujudkan, dan kenyataan yang memalukan seperti sekarang ini dapat dihindari," sambung Ismail.
Oleh karena itu pula, HTI menyerukan kepada seluruh umat Islam, khususnya di Indonesia agar kembali kepada ketentuan syariah, baik dalam melakukan puasa Arafah maupun Idul Adha 1427 H, dengan merujuk pada ketentuan ru’yat untuk wuquf di Arafah, sebagaimana ketentuan sunah Nabi Saw.
Selain itu, pihaknya juga menyerukan kepada umat Islam di Indonesia khususnya untuk menarik pelajaran dari peristiwa ini, bahwa demikianlah keadaan umat bila tidak bersatu. Umat akan terus berpecah belah dalam berbagai hal. (dina)