Pimpinan Pusat Muhammadiyah awal September mendatang akan mengundang puluhan tokoh-tokoh Islam negara-negara di dunia, untuk berkumpul bersama membahas perbedaan sekaligus menyatukan kalender Islam.
Hal ini ditempuh melihat kenyataan yang berkembang selama ini mengenai banyaknya perbedaan pandangan antara ormas Islam nasional maupun internasional dalam menentukan beberapa hari besar Islam seperti awal Ramadhan, Idul Fitri maupun Idul Adha.
"Sekitar tanggal 4-6 September dua puluhan tokoh Islam dunia bersama ahli astronomi, dan astrologi kita pertemukan di Jakarta dalam simposium internasional, untuk membahas masalah yang cukup penting ini, "kata Ketua umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin dalam pernyataan pers, Selasa (14/8).
Menurutnya, perbedaan pandangan dalam Islam merupakan hal biasa, itu merupakan suatu rahmat, hanya saja setiap musim dan ormas Islam harus bisa menyikapinya secara lebih bijaksana.
Sementara mengenai awal Ramdhan tahun ini, Din mengatakan, Muhammadiyah memang telah menetapkan tanggal 13 September sebagai awal 1 Ramadhan, namun untuk Hari Raya Idul Fitri memang hingga saat ini belum ditetapkan, karena waktunya masih lama.
"Kalau awal puasa kan Majelis Tarjih kita sudah menetapkan awal Ramadhan 13 September, sedangkan Idul Fitrinya belum kita tetapkan karena waktunya masih lama, "imbuhnya.(novel)