Pada ujungnya, sambung dia, dengan berbagai kelalaian dan sikap abai dan tidak belajar dari sejarah, bukan tidak mungkin nasib NKRI tinggal nama.
“Indonesia terpecah belah menjadi negara-negara bagian dan bisa juga mengalami nasib seperti negeri melayu – Singapore yang didominasi oleh bukan etnis Melayu. Tentu ini adalah satu contoh untuk menjadi pelajaran kita bersama,” tegas Novel.
Dikatakan Novel, persis setahun yang lalu, peristiwa menggetarkan dunia terjadi di Jakarta. Tujuh juta lima ratus ribu bahkan lebih kawasan Monas diputihkan oleh umat Islam dalam aksi damai menuntut penista agama diadili dan menolak Ahok untuk menjadi gubernur periode kedua.
“Dengan dipimpin oleh Imam besar Habib Muhammad Rizieq Shihab aksi berjalan sangat damai dan tertib. Itulah salah satu makna rahmatan lil’alamiin,” tukas Novel.
Untuk itu, Novel melanjutkan, dengan adanya kongres nasional pertama ini, Alumni 212 tidak ingin momentum itu hilang makna di tengah gerusan musuh-musuh Islam dan NKRI yang terus menerus mengancam negri ini dengan menggunakan tameng Pancasila dan kebhinekaan.