Lajnah Falakiyah Nahdlatul Ulama akan memulai proses pencarian hilal (rukyat hilal) selama dua hari yaitu pada hari Selasa dan Rabu (11-12 September), untuk menentukan awal puasa Ramadan 1428 Hijriah.
"Karena adanya problem peredaran bulan yang masih di bawah ufuk, maka PBNU menggelar rukyat sebanyak dua kali, " jelas Ketua Lajnah dan Falakiyah PBNU KH. Ghozali Masruri di Jakarta, Senin (10/9).
Ia mengatakan, jika pada kedua hari tersebut tidak berhasil melakukan rukyatul hilal (melihat bulan), maka bulan Sya’ban yang sudah berjalan akan disempurnakan sebanyak 30 hari.
Selain itu, lanjut Ghozali setelah melihat bulan, maka Lajnah Falakiyah Nahdlatul Ulama akan melaporkan kepada pemerintah, melalui Departemen Agama untuk dibahas di dalam sidang itsbat penentuan awal Ramadhan.
"Jika keputusan pemerintah berdasarkan rukyat, maka PBNU akan ikut tetapi, jika berdasarkan hisab, maka PBNU akan menentukan sendiri, "ujarnya.
Seperti diketahui, Menteri Agama Muhammad Maftuh Basyuni akan mengumumkan awal puasa Ramadan 1428 Hijriah besok malam, Selasa 11 September di Kantor Departemen Agama.
Kabag Humas Departemen Agama Afrizal Zen menyatakan, diperkirakan Menteri Agama akan mengumumkan awal puasa sekitar pukul 19. 00 WIB, atau seusai shalat Isya, setelah sejak sore harinya melihat posisi pergerakan hilal melalui terorpong hilal yang dipasang dilima titik.
Dalam rapat itsbat tersebut, Depag akan mengundang ormas-ormas Islam, termasuk dua ormas Islam yang sudah menentukan awal bulan puasa Ramadhan yaitu Muhammadiyah dan PBNU. (novel)