Pengalaman berkoalisi dengan partai yang memiliki ideologi berbeda sudah dilakukan oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada pemilihan presiden tahun 2004. Pengalaman itu tidak telah membuat partai dakwah ini lebih optimis dapat berkoalisi dengan partai manapun. Akan tetapi, PKS akan memutuskan setelah pelaksanaan pemilu legislatif.
"Tapi apakah PKS akan berkoalisi dengan siapa sudah diputuskan setelah pemilu legislatif. Karena sampai saat inikan peta politik belum selesai," kata Mantan Presiden PKS Hidayat Nur Wahid kepada pers, di Gedung DPRRI, Jakarta, Selasa (3/2).
Menurutnya, untuk menetapkan ‘teman’ untuk berkoalisi untuk memilih pasangan Capres-Cawapres saat ini masih belum jelas, karena peta politik masih belum selesai. Karena, Hidayat mengatakan, kalau ternyata suara PKS tidak mencapai target 10 persen, semuanya akan menjadi berbeda, tidak akan ada lagi bicara Capres-Cawapres.
Namun, Hidayat menyakinkan, apabila suara PKS mencapai 20 persen dalam pemilu legislatif, partainya bisa justru mengusung Capres dari partainya sendiri.
"Saya yakin pemilih PKS tidak akan rela kalau PKS hanya digandeng sebagai Cawapres. Para pemilih PKS pasti menginginkan kalau sudah 20 persen kok cuma Cawapres. Nanti itu akan kita lihat setelah pemilu," tandasnya.
Mengenai masuknya nama Hidayat Nur Wahid dalam daftar Cawapres PDIP yang akan mendampingi Megawati Soekarnoputeri, meski memberikan apresiasi terhadap usulan tersebut, namun Hidayat tetap menyerahkan keputusan itu pada partai tempatnya bernaung.
"Tentang menjadi Cawapres itu bukan pendapat pribadi dan keputusan pribadi, dalam konteks PKS itu keputusannya ada di partai jadi siapapun yang akan mengajak kader PKS, apakah Pak Tifatul Sembiring ataupun Pak Anis Matta, maupun siapa saja. Apakah PDIP, Partai Demokrat, Partai Golkar dan apa saja silahkan saja. Tapi menghubungi bukan individual dari PKS, tapi hubungilah lembaga PKS dan Majelis Syuro PKS," jelasnya.
Namun, ketika ditanya apakah PDIP sudah menghubungi kelembagaan PKS, Hidayat berkilah hal ini bisa ditanyakan oleh Presiden PKS maupun dengan Majelis Syuro.(novel)