Ketua MPRRI Hidayat Nurwahid tidak pernah mempermasalahkan wacana pencalonannya sebagai Capres alternatif pada pemilihan umum tahun 2009, karena partai tempat bernaungnya PKS sudah menegaskan akan melihat hasil pemilu legislatif yang menjadi syarat pengajuan calon presiden.
"Saya sudah mantan Presiden dua kali, jadi saya persilahkan kepada rekan-rekan yang ingin maju sebagai Capres silahkan itu bagian dari Hak Asasi masing-masing, saya berharap termasuk yang sudah mengajukan nama pun, saya tidak pernah mempermasalahkan mereka yang maju, karena jelas sekali untuk mengajukan Capres memerlukan thershold, dan ini juga masih dalam pembahasan, ada kecenderungan naik, "ujarnya kepada pers, di Gedung DPR/MPRRI, Jakarta, Kamis(25/10).
Dirinya memberikan apresiasi posiitif terhadap kemunculan nama-nama calon presiden alternatif, sebab hal itu bisa meningkatkan kualitas berdemokrasi dan memberikan alternatif pilihan bagi rakyat, dan sekaligus memberikan semangat kepada Presiden dan Wakil Presiden untuk bekerja secara lebih efektif, bekerja lebih fokus dalam melaksanakan janji-janjinya pada waktu kampanye tahun 2004 lalu.
Hidayat pun mengaku tidak akan mempersoalkan usia dan pendidikan bagi calon presiden, karena yang terpenting sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku.
"Tentulah rakyat mempunyai persepsi, dan saya tentu tidak bisa melarang mereka menampilkan calon yang mereka inginkan, "imbuhnya.
Ia mengingatkan, hal yang terpenting bagi partai politik saat ini mempersiapkan pemilu 2009, untuk kemudian menentukan sikapnya lebih matang lagi.
Ketika ditanya apabila tahun 2009 akhirnya PKS mencalonkannya sebagai Capres, Hidayat belum dapat berandai-andai, sebab waktunya masih lama dan masih banyak kemungkinan peristiwa yang terjadi sebelum tahun itu.
"Kita tunggu saja 2009 mudah-mudah Allah memberikan yang terbaik, terlalu banyak peristiwa misalnya saja bencana masih datang silih berganti, "tandasnya.
Seperti diketahui, Hasil survey Pusat Studi Demokrasi dan Hak Asasi Manusia yang dirilis hari Senin(23/10) lalu mencatat ada 10 nama calon alternatif. Urutan lima teratas di antaranya adalah Gubernur Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubwono X dengan 17, 1 persen suara, Ketua MPR Hidayat Nurwahid 11, 7 persen, dan Ketua Umum PAN Sutrisno Bachir 8, 7 persen. Yusril Ihza Mahendra juga muncul dengan 8, 6 persen suara dan Anas Urbaningrum yang memperoleh 3, 9 persen suara.
Sebelumnya, Panitia Persiapan Kepemimpinan Nasional (PPKN) pernah merekomendasikan Hidayat Nurwahid bersama tokoh ulama yang salah satunya ustadz Abu Bakar Baasyir untuk menjadi Calon Presiden untuk penegakan syariah. (novel)