Heran Ada Pihak yang Ingin Program Makan Bergizi Gratis Gagal, Tsamara Amany: Bukannya Mendukung, Aneh…

eramuslim.com – Politikus Tsamara Amany mengungkapkan keheranannya terhadap banyaknya pihak yang menentang program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Menurutnya, program unggulan Presiden Prabowo Subianto ini bertujuan membiasakan anak-anak untuk mengonsumsi makanan sehat, seimbang, dan bergizi. Ia menekankan bahwa masih banyak masyarakat yang belum menyadari pentingnya asupan bergizi.

Sebagai contoh, Tsamara, yang pernah menjadi politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), menyebut bahwa banyak orang tua lebih memilih memberikan makanan instan kepada anak-anak mereka daripada makanan bergizi seperti telur, bayam, tahu, atau tempe. Padahal, bahan makanan tersebut merupakan sumber protein yang mudah dijangkau dan harganya relatif terjangkau.

“Karena itu, MBG hadir sebagai langkah intervensi. Kenapa harus intervensi? Karena edukasi soal pentingnya gizi itu butuh waktu lama. Sambil edukasi berjalan, kebijakan ini bisa jadi solusi cepat untuk langsung membantu kebutuhan anak-anak,” kata Tsamara dalam keterangannya di akun X pribadinya, yang dikutip pada Rabu, 22 Januari 2025.

Selain memastikan anak-anak mendapatkan asupan bergizi, Tsamara menjelaskan bahwa MBG juga dapat membantu meringankan beban ekonomi keluarga, terutama bagi mereka yang kesulitan menyediakan makanan tiga kali sehari untuk anak-anaknya. Ia juga menyoroti bahwa program ini berkontribusi dalam menjaga anak-anak tetap bersekolah.

“Apakah kebijakan ini sudah sempurna? Ya wajar kalau pelaksanaannya masih ada kekurangan di sana-sini, apalagi ini masih baru jalan dan melibatkan banyak pihak dari pusat, daerah, hingga sekolah,” paparnya.

Namun, ia menegaskan bahwa program ini perlu segera dijalankan agar pemerintah dapat mengidentifikasi kekurangan yang ada dan melakukan perbaikan.

“Yang penting, kebijakan ini terus dievaluasi dan disempurnakan dari waktu ke waktu. Ini normal dalam proses implementasi kebijakan,” tandasnya.

Tsamara juga mengkritik pihak-pihak yang hanya mencemooh tanpa memberikan solusi, bahkan berharap program ini gagal.

“Nggak masalah mau kritik program ini, justru penting untuk menjadikannya lebih baik. Sayangnya, ada orang-orang yang niatnya hanya meledek atau mendoakan program ini gagal. Bukannya mendukung, malah berharap program ini jatuh. Aneh,” tambahnya.

Ia menegaskan bahwa ia tidak peduli jika ada yang menilainya sebagai buzzer atau julukan lainnya. Yang terpenting, menurut Tsamara, adalah bahwa kebijakan ini dibutuhkan oleh anak-anak Indonesia saat ini.

“Kalau mau bilang saya buzzer atau apapun, silakan. Bebas. Yang bikin heran, kenapa ada yang justru anti dengan program seperti ini?” pungkasnya.

(Sumber: Fajar)

Beri Komentar