Eramuslim.com – Pengamat politik Hendri Satrio merasa Presiden Joko Widodo (Jokowi) takut Presiden terpilih Prabowo Subianto memperlakukan putra sulungnya, Wakil Presiden (Wapres) terpilih Gibran Rakabuming Raka seperti dirinya memperlakukan Wapres Ma’ruf Amin.
Pria yang akrab disapa Hensat itu mengatakan Jokowi memberikan porsi lebih sedikit untuk Ma’ruf Amin tampil sebagai Wapres, sehingga dirinya perlu pesaing Prabowo Subianto untuk Pilpres 2029 agar Gibran tidak semakin ketinggalan.
“Pak Jokowi menginginkan ada pesaingnya Pak Prabowo di 2029, setelah dia lengser kan dia sudah enggak bisa ngapa-ngapain, sementara anaknya juga wakil, kan dia sendiri memperlakukan Ma’ruf Amin kan begitu, enggak dikasih tempat enggak, porsinya lebih sedikitlah dia, pastilah (takut) dia kebayanglah anaknya akan diapain sama Prabowo,” ungkapnya.
“Maka dia perlu juga tokoh yang bisa punya bergaining position terhadap Prabowo nanti 2029, maka dibukalah kartu Anies Baswedan,” imbuhnya, dikutip dari YouTube Bambang Widjojanto, Jumat (5/7).
Sementara diketahui, setelah menerima rekomendasi pengusungan dari DPW PKB DKI Jakarta, Kamis (13/6/2024), Anies Baswedan memutuskan untuk kembali mengikuti Pilkada DKI Jakarta 2024.
“Karena itu saya sampaikan, bismillah kami bersiap untuk meneruskan ke periode ke dua,” ujar Anies di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, Jumat (14/6/2024), dikutip dari Detik.
Namun dirinya enggan memberikan jawaban ketika ditanya progres komunikasi dengan Partai NasDem yang sebelumnya mendukungnya di Pilpres 2024. Dan sampai sekarang belum memberikan rekomendasi pengusungan seperti PKB.
“Seperti kebiasaan dulu saya di Jakarta, sesudah selesai baru saya umumkan. Sudah selesai baru sampaikan,” sebut dia.
Anies malah mengungkapkan komunikasinya dengan PDIP, yang menurutnya berjalan intensif karena mempunyai sudut pandang yang sama untuk Jakarta.
“Oh komunikasi intensif dengan teman-teman di PDI Perjuangan dan kami menghargai sekali kepercayaan yang disampaikan. Kita menginginkan Jakarta yang maju, Jakarta yang setara, di mana yang lemah, yang kecil itu dibesarkan, yang lemah dikuatkan, dan itulah yang menjadi dasar kebersamaan,” tandasnya.
Sumber: wartaekonomi