Henri Subiakto: Prabowo Kedodoran, Anies Agresif, Ganjar Simpati

eramuslim.com – Pakar Komunikasi Universitas Airlangga (Unair) Henri Subiakto menyebut Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto kedodoran. Saat debat ketiga Pemilihan Presiden (Pilpres) yang digelar kemarin malam.

Padahal, di debat ketiga tersebut, ia beranggapan Prabowo menguasai tema. Mengingat Prabowo merupakan Menteri Pertahanan.

“Dari debat semalam, saya menilai tampilan pak Prabowo kedodoran. Cara maupun materi yg dia sampaikan tidak sebaik dua capres lain,” ungkapnya dikutip fajar.co.id dari unggahan di X, Senin (8/1/2024).

“Sebenarnya diharapkan menguasai materi, tapi ternyata tidak demikian. Prabowo justru nampak terbawa emosi, karena mendapat serangan dari Anies Baswedan terkait, alutsista, utang negara, dan data,” tambahnya.

Henry memberi nilai 5 untuk Prabowo Subianto. Menurutnya nilai Prabowo paling rendah di antara Calon Presiden (Capres) lainnya.

“Nilai dari saya Prabowo hanya dapat 5. Anies yg semalam cukup agresif saya beri nilai 7. Sedang untuk Ganjar yang tampil secara simpati saya nilai 8,” paparnya.

Tak hanya Anies, ia menyebut Ganjar juga saat debat menyerang Prabowo. Hasilnya Prabowo hanya sibuk membela diri.

“Prabowo lebih banyak merespon dan sibuk bela diri dari cecaran dua kandidat lain, terutama Anies. Beberapa pertanyaan ke Prabowo tidak dijawab, melainkan justru bicara yang lain,” jelasnya.

“Ketidaksinkronan ini jadi nampak lucu terlebih dengan penggunaan kata omon-omon, yang jarang terdengar,” tambahnya.

Ia menduga Anies sudah menyiapkan diri dan materi untuk menyerang, khususnya ke Prabowo. Sedangkan untuk penjelasan dan penguasaan materi yang disampaikan, ia melihat Ganjar Pranowo nampak paling siap.

“Ganjar tahu data-data hingga persoalan pertahanan yg selama ini banyak jadi masalah, dan semua gagasan yang disampaikan Ganjar, bisa jelas dan dalam waktu yg tepat, dengan ekspresi yg meyakinkan,” terangbya.

“Wajah Ganjar selama debat nampak cerah, tidak emosional, sehingga menunjukkan adanya rasa percaya diri yang tinggi. Terlebih ketika menyampaikan serangan kepada Prabowo, dasarnya data yang resmi yang diyakini,” sambungnya.

Di sisi lain, ia bilang wajah Prabowo kurang cerah. Menunjukkan ekspresi tidak senang. Menahan emosi, sibuk klarifikasi dan menyalahkan data orang tapi tanpa berusaha menunjukkan mana data yg benar.

“Sehingga Prabowo praktis tidak menjawab pertanyaan. Disitu kelemahan Prabowo yang gagal memanfaatkan waktu singkat selama debat. Dia malah mengajak cari waktu lain, untuk mengungkap data, tentu itu bukan solusi,” ujarnya.

Di sisi lain, Anies disebutnya banyak senyum. Bahkanterkesan “menertawakan” kesulitan Prabowo untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dia lontarkan. Ekspresi Anies nampak lebih ditujukan ke Prabowo, dari pada ke Ganjar.

“Walhasil dua orang capres, Prabowo- Anies itu dalam perdebatan semalam, terlihat mereka berada dalam revalitas. Mereka sama2 berusaha untuk saling “menjatuhkan”, saling mendowngrade lawan,” paparnya.

“Prabowo nampak “kesel” ke Anies. Kesel pada pertanyaan dan serangan Anies, tapi mungkin juga ingat bahwa orang yg dihadapi ini dulunya punya kaitan, dialah orang yg dulu didukung menjadi Gubernur DKI. Latar belakang ini menambah kekecewaan dan Kekesalan Prabowo, sampai terekspresi tdk mau salaman di akhir debat,” tandasnya.

 

(Sumber: Fajar)

Beri Komentar

1 komentar

  1. Track record kinerja dan prestasi lbh utama ketimbang debat. Krn subtansi debat msh tanggung. Krn pembatasan waktu.