Hendro Yunanto warga Cemani Baru RT 3/RW XV Desa Cemani, Kecamatan Grogol, Sukoharjo akhirnya dimakamkan di pemakaman muslim di Dukuh Wonosari RT 3/RW XIII, Desa Polokarto, Kecamatan Polokarto, Sukoharjo.
Pemakaman dihadiri ratusan orang, Kamis (19/5), sekitar pukul 06.30 WIB. Sebelum dimakamkan, jenasah Hendro lebih dulu disemayamkan di rumah duka di di Cemani Baru RT 3/RW XV Desa Cemani, Kecamatan Grogol, Sukoharjo, Kamis sekitar pukul 01.00 WIB. Selanjutnya di salatkan di masjid baiturrohman yang berjarak sekitar 10 meter dari rumah Hendro.
Seusai dishalatkan, jenasah Hendro kemudian diangkut menggunakan sebuah mobil ambulan menuju ke pemakaman muslim di Polokarto sekitar pukul 05.00. rombongan tiba di tempat pemakaman sekitar pukul 06.30 dan kemudian dimakamkan. Hendro dimakamkan tepat disebelah makam terduga teroris lainya Yuki Wantoro (20) yang lebih dulu tewas.
Prosesi permakaman berlangsung kurang lebih 30 menit. Pemakaman itu ditutup dengan doa. Dari pihak keluarga Hendro yang datang ke permakaman, yakni ayah Hendro, Manto. Sebagian kecil tetangga Hendro di Cemani Baru juga ikut mengantarkan jenazah Hendro ke permakaman tersebut.
Keluarga Menggugat Densus
Ada temuan baru yang diungkapkan tim kuasa hukum yang mendampingi keluarga terduga pelaku teroris, Hendro Yunianto, ketika menangani proses pemakaman jenazah Hendro di Rumah Sakit Bhayangkara, Semarang, Jawa Tengah.
Hendro Yunianto dan Sigit Qurdowi adalah dua orang yang dituduh teroris tanpa bukti kuat dan tewas tertembak dalam baku tembak anggota Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri yang akan menyergapnya, Sabtu (14/5/2011) pukul 01.30 WIB di pertigaan Jalan Palagan, Kampung Cemani, Desa Sanggrahan, Kabupaten Sukoharjo.
Sekretaris The Islamic Study and Action Centre (ISAC) Solo Endro Sudarsono, Kamis (19/5/2011), saat prosesi menjelang pemakaman Hendro ke pemakaman umum Polokarto, Sukoharjo, mengungkapkan, ada perbedaan catatan luka tembak antara dokumen medis dari tim dokter di RS Bhayangkara dan kenyataan luka tembak di tubuh Hendro.
Pada dokumen medis yang diberikan kepada keluarga Hendro, tercatat hanya terdapat satu luka tembak di bagian tubuh. Tidak jelas bagian tubuh yang mana. Namun, ketika keluarga menyaksikan jenazah Hendro, beberapa saat sebelum dimakamkan, ternyata di tubuh Hendro ditemukan sedikitnya 10 luka tembak. Hal itu bisa terlihat dari luka mongering bekas tembakan.
Sembilan luka tembak diketahui bersarang di beberapa bagian tubuh Hendro, laki-laki yang kabarnya sehari-hari pekerjaannya berjualan es itu. Satu tembakan lagi diketahui tampak di kening Hendro.
Dengan hal ini, dikabarkan keluarga akan melapor ke Komnas HAM atas temuan yang ada. Keluarga shock ketika tahu tampak bolongan besar di kepala Hendro. Hal ini menandakan, Hendro memang ditembak dari jarak dekat
Selanjutnya, pengungkapan jumlah luka tembak yang disampaikan Endro Sudarsono seolah memecahkan teka-teki siapa dari kedua pelaku terduga teroris itu yang ketika terjadi baku tembak berusaha lari ke arah Gang Anggrek II, di mana di lorong gang itu sekitar 100 meter dari lokasi tempat pedagang angkringan yang naas, yakni Nuriman (40), juga tewas tertembak.
Nuriman, menurut keterangan sejumlah warga, begitu terkena tembakan nyasar itu langsung tergeletak di samping gerok angkringan. Nuriman tewas dengan jatuh tertelungkup. Di tangannya terdapat sapu yang sedianya akan dipakai untuk menyapu sesaat sebelum berencana menutup jualannya.
Dengan bukti adanya luka tembak begitu banyak, keterangan sejumlah warga di sekitar lokasi terjadinya baku tembak di pertigaan Jalan Palagan, Cemani, itu hampir mendekati konstruksi kejadian sebenarnya.
Warga setempat menuturkan, ketika terjadi baku tembak, sedikitnya terdengar belasan kali suara tembakan. Ketika itu, diperkirakan kedua terduga teroris naik sepeda motor ketika akan disergap anggota Densus 88 Antiteror.
Begitu sampai di pertigaan Gang Anggrek, tampaknya satu teroris jatuh tersungkur kena tembak dan sepeda motornya juga ambruk. Yang kena duluan adalah Sigit Qurdowi yang jatuh. Dia dibonceng oleh Hendro, yang selama ini dikenal juga sebagai pengawal ke mana pun Sigit bepergian.
Diperkirakan juga, ketika Sigit jatuh dan sepeda motor yang mereka tumpangi ambruk, Hendro bangkit untuk kabur ke arah Gang Anggrek. Saat hendak kabur itu, dia diberondong oleh anggota Densus 88 Antiteror sehingga jatuh tersungkur tidak jauh dari tempat Sigit jatuh.
"Kejadiannya begitu cepat, hanya dalam waktu kurang dari 20 menit, kedua pelaku itu jenazahnya sudah berada di bawah pohon talok (kersen-Jawa)," ujar warga yang saat kejadian mengaku menyaksikan dari ruangan di balkon atas. Dia tidak berani keluar karena semua warga diminta tidak keluar rumah.
Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah Inspektur Jenderal Edward Aritonang pada kesempatan jumpa pers di Markas Kepolisian Resor Sukoharjo, Sabtu, secara tidak langsung mengemukakan, pihak Polri masih menunggu hasil uji balistik terkait dengan kematian pedagang Nuriman.
Dalam penjelasan kronologinya, juga tidak diungkapkan adanya kemungkinan Nuriman bertemu atau berpapasan dengan salah satu atau kedua pelaku terduga teroris ketika terjadi baku tembak. Boleh jadi Nuriman terkena peluru nyasar. (pz/krjogja/kmps/tvone)