Eramuslim.com – Mantan Kepala Badan Intelejen Negara (BIN), AM Hendropriyono, berpendapat bahwa keberadaan Daulah Islam atau ISIS yang menghalalkan segala cara demi mencapai tujuannya adalah ancaman terhadap hak dan kebebasan dalam alam demokrasi.
“Terorisme dan ISIS merupakan antitesa dari demorasi di segala aspeknya. Teror menghalalkan segala cara demi tercapainya tujuan. Sedangkan, demokrasi tidak menghalalkan segala cara dalam mencapai tujuan,” jelas Hendropriyono dalam acara “Konferensi Internasional tentang Terorisme dan ISIS”.
Ia juga menilai ISIS yang terus memaksakan pembentukan kekhalifahan Islam, juga mengancam konsep kemanusiaan yang adil dan beradab. Sebagaimana, tercantum dalam Pancasila. Hendro mengatakan bahwa ISIS adalah ancaman multidimensional karena bukan hanya hanya berada dalam perang ideologi ataupun perang di dunia maya. Tetapi, sudah diambang perang sipil.
Oleh karena itu, Hendro mengatakan sudah saatnya pemerintah bersama seluruh elemen masyarakat bersatu menanggulangi ancaman terorisme. “Kehancuran suatu negara bangsa tidak disebabkan segelintir orang tetapi disebabkan orang yang diam saja. Oleh karena itu, sudah waktunya kita bergerak sebagai kekuatan mayoritas,” tegasnya.
Namun Hendro agaknya lupa atau sengaja lupa jika dirinya pun pernah tersangkut dalam aksi pembunuhan dan pembantaian massal terhadap Muslim Lampung dalam kasus Warsidi. Saat itu, ratusan Muslim Lampung yang terdiri dari anak-anak dan perempuan berlindung di dalam masjid. Masjid itu dikepung tentaranya Hendropriyono, Korem Garuda Hitam, dan mereka membakar habis masjid tersebut berikut ratusan manusia yang ada di dalamnya. Kejahatan kemanusiaan ini sampai sekarang tidak pernah diungkap tuntas, sama seperti kasus pembunuhan terhadap Munir.(rz)